Sumbarmadani.com- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) menggandeng Dewan Masjid Indonesia (DMI) untuk memperkuat sistem mitigasi bencana megathrust. Melalui kerja sama ini, masjid akan dijadikan garda terdepan dalam sistem peringatan dini bencana, termasuk tsunami.
Kepala BPBD Sumbar, Era Sukma Munaf, menyampaikan langkah strategis ini pada workshop kebencanaan di Padang, Sabtu (27/9/2025). Ia menjelaskan, masjid memiliki peran vital karena hampir selalu ada pengurus atau marbut yang berjaga, sehingga sistem peringatan dini dapat dioperasikan setiap saat.
“Kita tahu hampir di setiap masjid itu selalu ada orang yang menjaganya, paling tidak marbut. Nah, ini bisa kita maksimalkan untuk menjalankan sistem peringatan dini,” kata Era.
Melalui program ini, masjid-masjid yang berada di sepanjang pesisir Sumbar akan dipetakan dan terhubung dengan pusat informasi kebencanaan daerah. Pengeras suara masjid nantinya akan difungsikan untuk membunyikan sirene peringatan dini ketika sistem diaktifkan, sehingga masyarakat dapat segera mengetahui potensi bahaya.
Langkah tersebut sekaligus menjadi solusi atas tantangan pemeliharaan unit sistem peringatan dini tsunami yang ada. Data BPBD menyebutkan, sejumlah perangkat sudah tidak berfungsi, termasuk 18 unit di Kota Pariaman dan enam unit di Kabupaten Agam.
Saat ini, Sumbar telah memiliki 33 unit sistem peringatan dini di Kota Padang, lima unit di Kota Pariaman, lima unit di Kabupaten Pesisir Selatan, empat unit di Kabupaten Pasaman Barat, tiga unit di Kabupaten Agam, serta satu unit di Kabupaten Padang Pariaman.
Sebagai wilayah yang berada di Cincin Api Pasifik, Sumbar memiliki risiko tinggi terhadap bencana gempa dan tsunami. Karena itu, Pemprov Sumbar menilai kolaborasi dengan DMI dapat memperluas jangkauan informasi serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Dengan memanfaatkan jaringan masjid, diharapkan mitigasi megathrust dapat lebih efektif dan masyarakat terlindungi dari dampak bencana besar (*)