Sumbarmadani.com – Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Sumatera Barat 2020 diwarnai dengan berbagai hal yang tidak terduga, salah satunya adalah ketertinggalan suara dari para petahana Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota melalui data yang didapat dari hasil Quick Count lembaga survei maupun Real Count Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang sampai hari ini, Sabtu (12/12) terus merilis perkembangan informasi tentang Pilkada Sumbar dalam situs https://pilkada2020.kpu.go.id/#/pkwkk/tungsura/13.
Pada Pilkada Sumbar kali ini, terdapat 16 orang Petahana dari tingkat Kabupaten/Kota yang mendaftarkan diri kembali menjadi kandidat sebagai calon pemimpin daerah untuk satu periode kedepan. Selain itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit juga mencalonkan diri menjadi Calon Gubernur Sumatera Barat 2020-2024. 15 orang dari tingkat Kabupaten/Kota tersebut adalah Yulfadli Nurdin yang merupakan Wakil Bupati Kabupaten Solok, Zuldafri Darma yang juga Wakil Bupati Tanah Datar, Sutan Riska sebagai Bupati Dharmasraya, Hendra Joni dan Rusma Yul Anwar yang menjadi Bupati dan Wakil Bupati Pesisir Selatan, Arrival Boy sebagai Wakil Bupati Sijunjung.
Selanjutnya, ada Trinda Farhan Satria di Agam yang masih menjabat sebagai Wakil Bupati, Zul Elfian di Kota Solok yang menjabat sebagai Walikota, Yulianto di Pasaman Barat yang menjabat sebagai Bupati. Ramlan Nurmatias dan Irwandi yang menjabat sebagai Walikota dan Wakil Walikota Bukittingi dan hari ini bersaing untuk Calon Walikota Bukittinggi, Suhatri Bur yang menjabat Wakil Bupati Padang Pariaman, Ferizal Ridwan sebagai Wakil Bupati Limapuluh Kota, Abdul Rahman Wakil Bupati Solok Selatan, dan Reinier sebagai Wakil Walikota Solok.
Dari data yang didapatkan oleh Sumbarmadani.com hingga hari Sabtu (12/12), 11 dari total 15 petahana yang mencalonkan diri menjadi Kepala Daerah saat ini masih tertinggal dalam hasil hitung Real Count KPU (per 12/12 pukul 11.30 WIB). Berikut data perolehan masing-masing kandidat yang tertinggal tersebut:
- Pilkada Kabupaten Agam. Suara masuk 57,83% dengan sebaran sebagai berikut:
– Taslim dan Syafrizal, perolehan suara 18,5% dengan 20.032 suara
– Hariadi dan Novi Endri, perolehan suara 24,1% dengan 26.071 suara
– Trinda Farhan Satria dan M. Kasni, perolehan suara 24,8% dengan 26.796 suara (Petahana)
– Andri Warman dan Irwan Fikri, perolehan suara 32,6% dengan 35.220 suara - Pilkada Kabupaten Pesisir Selatan. Suara masuk 62,91% dengan sebaran sebagai berikut:
– Hendrajoni dan Hamdanus, perolehan suara 36,6% dengan 51.286 suara (Petahana)
– Rusma Yul Anwar dan Rudi Hariyansyah, perolehan suara 57,8% dengan 80.863 suara (Petahana)
– Dedi Rahmanto Putra dan Arfianof Rajab, perolehan suara 5,6% dengan 7.791 suara - Pilkada Kabupaten Solok. Suara masuk 37,19% dengan sebaran sebagai berikut:
– Nofi Chandra dan Yulfadri Nurdin, perolehan suara 34,7% dengan 21.648 suara (Petahana)
– Epyardi Asda dan Jon Firman Pandu, perolehan suara 37,6% dengan 23.498 suara
– Desra Ediwan Anantanur dan Adli, perolehan suara 15,1% dengan 9.443 suara
– Iriadi dan Agus Syahdeman, perolehan suara 12,6% dengan 7.883 suara - Pilkada Kabupaten Sijunjung. Suara masuk 43,70% dengan sebaran sebagai berikut:
– Ashelfine dan Sarikal, perolehan suara 17,3% dengan 8.159 suara
– Endre Saifoel dan Nasrul, perolehan suara 14,7% dengan 6.962 suara
– Benny Dwifa Yuswir dan Irradatillah, perolehan suara 24,6% dengan 11.611 suara
– Arrival Boy dan Mendro Suarman, perolehan suara 18,3% dengan 8.643 suara (Petahana)
– Hendri Susanto dan Indra Gunalan, perolehan suara 25,1% dengan 11.837 suara. - Pilkada Kabupaten Tanah Datar. Suara masuk 45,28% dengan sebaran sebagai berikut:
– Zulfadri Darma dan Sultani, perolehan suara 25,2% dengan 16.796 suara (Petahana)
– Jon Enardi dan Syafruddin, perolehan suara 5,7% dengan 3.832 suara
– Eka Putra dan Richi Aprian, perolehan suara 44,2% dengan 29.488 suara
– Betti Shadiq Pasadigoe dan Edytiawarman, perolehan suara 24,9% dengan 16.629 suara - Pilkada Kabupaten Padang Pariaman. Suara masuk 58,42% dengan sebaran sebagai berikut:
– Suhatri Bur dan Rahmang, perolehan suara 41,6% dengan 39.537 suara (Petahana)
– Tri Suryadi dan Taslim, perolehan suara 35,1% dengan 33.315 suara
– Refrizal dan Happy Neldi, perolehan suara 23,4% dengan 22.196 suara - Pilkada Kabupaten Lima Puluh Kota. Suara masuk 25,97% dengan sebaran sebagai berikut:
– Muhammad Rahmad dan Asyirwan Yunus, perolehan suara 26,5% dengan 11.357 suara
– Darman Sahladi dan Maskar, perolehan suara 28,3% dengan 12.130 suara
– Safaruddin dan Rizki Kurniawan, perolehan suara 31% dengan 13.288 suara
– Ferizal Ridwan dan Nurkhalis, perolehan suara 14,3% dengan 6.154 suara (Petahana) - Pilkada Kabupaten Pasaman. Suara masuk 55,02% dengan sebaran sebagai berikut:
– Kotak Kosong, perolehan suara 13,2% dengan 9.245 suara
– Benny Utama dan Sabar AS, perolehan suara 86,8% dengan 60.912 suara - Pilkada Kabupaten Dharmasraya. Suara masuk 82,83% dengan sebaran sebagai berikut:
– Panji Mursyidan dan Yosrisal, perolehan suara 36,3% dengan 34.016 suara
– Sutan Riska dan Dasril Panin, perolehan suara 63,7% dengan 59.793 suara (Petahana) - Pilkada Kabupaten Solok Selatan. Suara masuk 33,84% dengan sebaran sebagai berikut:
– Khairunnas dan Yulian Efi, perolehan suara 39,6% dengan 12.731 suara
– Abdul Rahman dan Rosman Effendi, perolehan suara 35% dengan 11.260 suara (Petahana)
– Erwin Ali dan Marwan Effendi, perolehan suara 25,4% dengan 8.181 suara - Pilkada Kabupaten Pasaman Barat. Suara masuk 26,98% dengan sebaran sebagai berikut:
– Hamsuardi dan Risnawanto, perolehan suara 29,8% dengan 14.058 suara
– Maryanto dan Yulisman, perolehan suara 11,8% dengan 5.591 suara
– Erick Hariyona dan Syawal, perolehan suara 14,3% dengan 6.768 suara
– Yulianto dan Syafrial, perolehan suara 31,8% dengan 15.002 suara (Petahana)
– Agus Susanto dan Rommy Candra, perolehan suara 12,2% dengan 5.774 suara - Pilkada Kota Solok. Suara masuk 90,48% dengan sebaran sebagai berikut:
– Reinier dan Andri Marant, perolehan suara 15,3% dengan 5.107 suara (Petahana)
– Zul Elfian dan Ramadhani Kirana Putra, perolehan suara 35,5% dengan 11.829 suara (Petahana)
– Ismael Koto dan Edi Candra, perolehan suara 22,5% dengan 7.484 suara
– Yutris Can dan Irman Yefri Adang, perolehan suara 26,7% dengan 8.896 suara - Pilkada Kota Bukittinggi. Suara masuk 66,52% dengan sebaran sebagai berikut:
– Muhammad Ramlan Nurmatias dan Syahrizal, perolehan suara 40,3% dengan 14.786 suara (Petahana)
– Erman Safar dan Marfendi, perolehan suara 45,3% dengan 16.615 suara
– Irwandi dan David, perolehan suara 14,5% dengan 5.317 suara (Petahana) - Pilkada Provinsi Sumatera Barat. Bisa dilihat di https://www.sumbarmadani.com/lebih-dari-50-data-masuk-mahyeldi-audy-masih-unggul/
Dari hasil yang sudah masuk ke KPU, bisa kita simpulkan bahwa hasil 11 dari total 15 petahana yang maju saat ini sedang mengalami ketertinggalan suara dibanding kandidat lainnya. Di Agam, Trinda Farhan berada pada posisi kedua dalam perolehan suara. Di Pesisir Selatan, Sang Wakil, Rusma Yul Anwar memimpin perolehan suara mengalahkan Bupati Hendrajoni dengan selisih suara yang cukup jauh. Sementara itu, di Kabupaten Solok, Yulfadri Nurdin yang saat ini masih mencalonkan kembali menjadi Wakil Bupati berpasangan dengan Nofi Chandra masih berada pada urutan kedua perolehan suara.
Di Pilkada Sijunjung, Arrival Boy juga jauh tertinggal suara dibanding para calon lainnya. Di Tanah Datar, petahana Zulfadri Darma juga kemungkinan akan kalah mengingat masih jauh ketertinggalan suara dibandingEka Putra dan Richi. Ferizal Ridwan di 50 Kota pun jauh ketinggalan suara. Abdul Rahman yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Solok Selatan juga masih berada pada posisi kedua. Reinier yang menjadi Wakil Walikota Solok kemungkinan akan gagal menjadi Walikota Solok. Dan yang lebih mengejutkan, Kedua Petahana di Bukittinggi sama-sama tertinggal dengan Calon baru yang hadir, Erman Safar.
Petahana yang masih unggul dalam penghitungan Real Count KPU hingga saat ini diantaranya Sutan Riska di Dharmasraya, Yulianto di Pilkada Pasaman Barat, Suhatri Bur di Pilkada Padang Pariaman, Zul Elfian di Pilkada Kota Solok, dan Rusma Yul Anwar di Pilkada Pesisir Selatan.
Tentunya, hasil penghitungan yang masih berjalan ini menghadirkan pertanyaan-pertanyaan bagi masyarakat terhadap para petahana. Apakah dikarenakan sebelumnya mereka hanya Wakil Bupati/Wakil Walikota? Sehingga tidak terlalu populer dibandingkan Bupati yang lebih populer. Lalu bagaimana dengan Bupati atau Walikota yang mencalon kembali namun masih tertinggal? Atau justru selama periode kepemimpinan mereka tidak terlalu bermasyarakat? yang mengakibatkan trust untuk menjabat kembali tidak diberikan oleh masyarakat. Inilah yang menjadi catatan utama bagi para Kepala Daerah kedepannya. (ASK)