Sumbarmadani.com – Dalam literatur Islam, masjid lebih dikenal sebagai pusat peradaban. Bukan saja sebagai tempat ibadah, namun juga sebagai tempat menuntut ilmu, aktifitas sosial dan ekonomi. Sekarang masjid sering diidentik sebagai tempat ibadah semata, tidak jarang bangunannya berdiri megah tetapi jamaahnya sedikit.
Oleh sebab itu, beragam cara dilakukan untuk kembali memakmurkan masjid, terutama di perkotaan seperti yang dilakukan oleh pengurus masjid Rahmatan Lil Alamin di Kota Padang.
Masjid yang berlokasi di kawasan Kampus Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK di Lubuk Begalung sering juga disebut sebagai salah satu masjid kampus yang termegah di Sumatera Barat (Sumbar).
Saat melangkahkan kaki ke dalam masjid, jamaah akan disuguhkan dengan desain interior masjid yang sangat mengagumkan, dengan warna kuning keemasan, belum lagi langit-langit kubah masjid dihiasi ukiran Asmaul Husna yang cukup mempesona.
Terlepas dari pesona interior masjid tersebut, setiap jamaah yang datang akan disibukkan dengan berbagai aktifitas, mulai dari melaksanakan shalat Subuh berjamaah, mendengarkan pengajian, membaca Al Quran hingga menunggu waktu Syuruq masuk.
Setelah itu, jamaah yang hadir akan disuguhkan sarapan pagi dan menjadikan suasana antar jamaah dalam masjid lebih akrab dan lebih semangat.
Rudi, salah seorang jamaah mengaku datang dari Kampuang Jua, Kecamatan Lubuk Begalung. Ia senantiasa hadir shalat berjamaah lima waktu di masjid Rahmatan Lil Alamin.
“Kegiatan yang dilaksanakan di masjid Rahmatan Lil Alamin merupakan kegiatan yang positif, dan menambah semangat umat Islam untuk mau datang ke mesjid”, ujar Yudi.
Rudi yang juga merupakan pensiunan Kejaksaan Tinggi, mengaku menemukan kebahagian dengan shalat lima waktu di masjid Rahmatan Lil Alamin. Banyak kegiatan yang bisa diikuti bersama dengan jamaah lain seperti, berbuka bersama, mengikuti pengajian dan membaca Al Quran. Kegiatan tesebut membuat masjid selalu ramai dikunjungi.
Sama halnya dengan Rudi, Wellia Novita mengaku, setiap Subuh ia berusaha datang ke masjid dan rumahnya berada cukup jauh dari masjid, ia tinggal di kawasan Balai Baru, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Hadir di masjid Rahmatan Lil Alamin, ia merasakan nilai-nilai Islam melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus masjid. Terlebih lagi ada pengajian setelah shalat Subuh untuk meningkatkan keimanan.
“Saya bisa merasakan luar biasa manisnya nikmat iman dengan selalu hadir pada kegiatan Subuh di masjid Rahmatan Lil Alamin”, ungkap Wellia.
Wellia mengaku senang masjid ramai dikunjungi oleh jamaah dari semua kalangan, bukan saja orang dewasa, namun juga banyak anak-anak yang hadir.
“Saya juga melihat anak-anak perempuan datang untuk melaksanakan shalat subuh dengan berpakaian sekolah. Setelah sarapan di masjid, mereka langsung diantar oleh orang tua ke sekolah”, tutur Wellia.
Ia juga berharap, kegiatan ini dapat memupuk kecintaan generasi muda terhadap masjid serta sebagai sarana bagi orang tua untuk mendidik anak mereka bangun pagi di setiap harinya.
Selain dari rutinitas Subuh berjamaah, kegiatan lain yang tak kalah penting adalah bagi dosen dan pegawai UPI YPTK. Mereka memulai aktifitas pagi pukul 07.00 Wib dengan melaksankan shalat Tahiyatul Masjid, membaca Al Quran bersama, membaca Asmaul Husna dan diakhiri dengan shalat Dhuha.
Siangnya, dosen dan mahasiswa UPI YPTK juga berbondong-bondong untuk melaksanakan shalat Zuhur dan Ashar berjamaah.
“Memang sejak awal pendirian masjid, saya sudah bertekad untuk meramaikan mesjid ini setiap waktunya”, Ujar ketua YPTK sekaligus pendiri masjid Rahmatan Lil Alamin, Herman Nawas, kepada sumbarmadani.com, beberapa waktu lalu di Padang.
Herman Nawas mengungkapkan, selain dari kegiatan harian, setiap Senin dan Kamis masjid Rahmatan Lil Alamin menyediakan berbuka bersama bagi jemaah yang melaksanakan puasa sunnah. Lebih kurang 300 porsi makanan disediakan untuk jamaah.
Kemudian, setiap Selasa dan Jumat ada kajian ilmiah dengan ustadz atau penceramah yang akan mengulas materi tematik yang sudah dirancang oleh pengurus.
Menurut Herman, ratusan jemaah yang hadirpun bukan saja datang dari sekitar masjid yang diresmikan pada tanggal 22 Juli 2017, namun juga banyak masyarakat yang berdatangan dari arah Lubug Begalung, Teluk Bayur, bahkan ada jemaah yang sengaja datang dari kawasan Indarung dan sekitarnya.
Ia berharap, aktifitas yang selama ini dimulai sejak berdirinya masjid Rahmatan Lil Alamin menjadi karakter bagi anak-anak dan jamaah yang datang.
“Memang awalnya untuk berbuat baik, generasi muda harus dipaksa. Kemudian terpaksa, setelah itu mereka terbiasa dan akan menjadi karakter bagi mereka”, ujar Herman Nawas sambil menikmati sarapan pagi di Pelataran Mesjid Rahmatan Lil Alamin. (YF/FF)
Editor: Jufri R. U