Kabar menghilangnya Marshanda di Los Angeles menggegerkan media sosial.
Apalagi salah satu sahabatnya menyebut aktris itu menghilang saat berada dalam manic episode, akibat bipolar atau mania defresi yang dideritanya. Belakangan kabar tersebut diluruskan oleh pihak keluarga yang menyatakan bintang sinetron itu baik-baik saja.
Namun masyarakat sudah telanjur penasaran, apa yang dimaksud dengan manic episode dan dampaknya pada manusia.
Apa itu manic episode?
Manic episode atau diterjemahkan sebagai episode manik adalah kondisi yang kerap dialami penderita gangguan bipolar tipe 1.
Hal ini merupakan periode berkelanjutan dari suasana hati yang meningkat secara tidak normal atau mudah tersinggung, energi yang intens, pikiran yang berpacu, dan perilaku ekstrem dan berlebihan lainnya.
Momen ini juga bisa menjadi psikosis, termasuk halusinasi dan delusi, yang menunjukkan pemisahan dari kenyataan. Manic episode bisa berlangsung selama beberapa hari, seminggu bahkan bisa jadi lebih.
Kadangkala ini diselingi dengan periode depresi yang membuat kita mengalami kelelahan, kesedihan, dan keputusasaan.
Selain bipolar, ada beberapa kondisi lain yang bisa memicu gejala manik ini antara lain:
1. Cedera otak tertentu
2. Tumor otak tertentu
3. Pukulan tertentu
4. Demensia
5. Radang otak
6. Lupus
7. Efek samping obat
8. Penyalahgunaan narkoba atau alkohol untuk rekreasi
9. Gangguan skizoafektif.
10. Gejala episode manik yang bisa dikenali
Hidup sebagai penderita bipolar maupun memiliki kenalan yang memiliki gangguan kesehatan mental ini mengharuskan kita awas terhadap gejala manik yang bisa muncul sewaktu-waktu. Gejalanya bukan secara psikologis namun juga fisik seperti sesak napas, nyeri dada atau pendarahan.
Namun sejumlah gejala yang cenderung muncul selama manic episode antara lain:
1. Delusi atau halusinasi
Gejala ini terjadi ketika seseorang menggambarkan halusinasi pendengaran atau visual, melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada. Termasuk pula ketika menunjukkan sikap paranoid dan perilaku delusi lainnya dengan memercayai sesuatu yang tidak nyata.
2. Kurang tidur
Penderita bipolar yang cenderung kurang tidur bisa jadi penyebab dari manic episode. Masalah tidur dan gangguan bipolar dapat saling mengisi, dengan episode manik ini menyebabkan masalah tidur dan sebaliknya.
3. Melakukan banyak kegiatan sekaligus
Selama episode manik, seseorang mungkin gelisah mencari cara untuk menghilangkan energi ekstra. Gejala ini sering digambarkan sebagai “multitasking pada steroid” sehingga melakukan banyak hal sekaligus dan mengalami ledakan produktivitas yang melampaui apa yang biasanya dicapai selama periode waktu tertentu.
4. Banyak bicara dan bersuara nyaring
Berbicara dengan nyaring dan cepat adalah gejala umum pada fase awal manic episode atau hipomanik. Kondisi ini tentunya berbeda pada orang-orang yang terbiasa bicara cepat ketika berkomunikasi sehari-hari.
5. Berpakaian cerah
Selama episode manik atau hipomanik, seseorang lebih cenderung mengenakan pakaian berwarna cerah atau flamboyan. Ini bisa menjadi petunjuk halus khususnya jika dilakukan oleh penderita bipolar.
6. Mudah teralihkan
Berhati-hatilah juga jika penderita bipolar di sekitar kita mulai membuat asosiasi “dentang”, misalnya bicara dalam rima kata-kata yang senada. Pada penderita bipolar, hal ini kerap terjadi di luar konteks dan di luar karakternya untuk mengalihkan diri dari hal lain.
7. Pikiran tak terkendali
Keluhan akan pikirannya yang berjalan dengan cepat, tak terkendali dan liar bisa menjadi indikasi manic episode. Secara lahiriah, seseorang dengan gangguan bipolar mungkin tampak berbicara dengan lancar dan menyenangkan, sementara di dalam pikirannya tidak tenang.