Sumbarmadani.com-Dalam rangka road to institut dan menyambut perkuliahan Tahun Akademik 2022/2023, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Qur’an Payakumbuh laksanakan Kuliah Umum dan Focus Group Discussion (FGD) di Aula BIB Tuah Sakato Dinas Peternakan Kota Payakumbuh, bertajuk “STAIDA Payakumbuh Menuju Institut.” (Sabtu, 10/09/2022)
Ketua STAI Darul Qur’an Payakumbuh, Ahmad Deski, S.Si., MA dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini jumlah mahasiswa secara keseluruhan ialah 270 orang. “Alhamdulillah tahun ini mahasiswa baru kita ada 48 orang, 20 mahasiswa mendapatkan beasiswa dari Baznas Kabupaten Lima Puluh Kota yang dibiayai sampai tamat atau selama 8 semester, serta ada 7 orang mahasiswa memperoleh beasiswa KIP dari kemenag RI, dan dari Baznas Provinsi Sumatera Barat InsyaAllah untuk tahun depan” ujarnya yang disambut tepuk tangan meriah oleh peserta kuliah umum
Dalam sambutan tersebut ia juga meminta partisipasi para undangan dan peserta kuliah umum untuk dapat memberikan saran dan masukan terkait penambahan prodi serta alih status STAI Darul Qur’an menjadi Institut Darul Qur’an.
“Saat ini kita sedang mengusulkan untuk penambahan 4 prodi sekaligus alih status menjadi Institut. 2 prodi pada Fakultas Syari’ah yaitu Ekonomi Syari’ah dan Hukum Keluarga Islam, 1 prodi pada Fakultas Tarbiyah yaitu Pendidikan Agama Islam berbasis al-Qur’an, dan 1 prodi pada Fakultas Ushuluddin yaitu Studi Islam” ungkapnya
“untuk mewujudkan semua ini, kami mohon do’a dan dukungan dari Pemda, Tokoh masyarakat, dan stakholder terkait. Terima kasih atas kehadiran dan partisipasi kita semua yang hadir pada hari ini” ucapnya menutup sambutan tersebut
Ketua Yayasan Darul Furqan, Fahrul Usmi, S.IQ, M.Ag yang membuka secara resmi acara kuliah umum tersebut, mengungkapkan bahwa STAI Darul Qur’an yang telah berdiri sejak 2010 ini sempat mengalami jatuh bangun. “Kampus kita ini bahkan pernah hampir ditutup, karena tidak adanya keuangan saat itu, akan tetapi mahasiswa berinisiatif untuk membayar uang kuliah yang sebelumnya digratiskan pemko, dosen dan karyawan juga pernah mewaqafkan waktu dan tenaga saja selama 2 tahun, dan Alhamdulillah bisa sampai seperti saat ini semakin baik dan insyaAllah akan segera alih status menjadi Institut.” Paparnya
“Kampus ini didirikan oleh pemko, dan saat ini kita akan alih status, maka kita hadirkan kembali beliau untuk memberikan arahan kepada kita, mudah-mudahan segala urusan dalam alih status ini berjalan lancar hendaknya” harapnya sebelum memoderatori langsung acara tersebut
STAI Darul Qur’an didirikan oleh Pemko Payakumbuh yang saat itu dipimpin oleh Capt. H. Josrizal Zain, SE, MA. Pada kuliah umum dan FGD kali ini ia dihadirkan sebagai narasumber dengan topik “Islam, Pendidikan dan Ekonomi.”
Walaupun kehadirannya tidak secara langsung, tetapi ia menyampaikan materinya melalui Zoom Meeting dari Jakarta dengan tetap semangat pada siang itu. The founding Fathers STAI Darul Qur’an tersebut mengawali pembicaraannya dengan menyampaikan cikal bakal berdirinya STAI Darul Qur’an di Kota Payakumbuh.
“Kita di pemda saat itu ingin menciptakan kota sehat dan mandiri yang ditunjang oleh manusia yang beriman dan bertaqwa. Melalui perbincangan duduk bersama, kita menyadari bahwa saat itu kondisi pendidikan sudah membaik. Kecerdasan intelektual dan emosional siswa sudah baik, tetapi belum diimbangi dengan kecerdasan spritual, sehingga muncul berbagai penyakit masyarakat” paparnya
Dalam paparannya ia juga menyampaikan kondisi keagamaan di dalam pemda sendiri saat itu, “Kita menyadari bahwa kurangnya tenaga ustadz, khatib, dan imam di Kota Payakumbuh. Banyak petinggi pemda yang masih kurang bisa membaca al-Qur’an dengan baik.”
“Kurangnya spritualitas masyarakat saat itu menjadi pemikiran tersendiri bagi pemerintah Kota Payakumbuh. Pendidikan formal dari PAUD hingga SLTA dan Perguruan Tinggi sudah diupayakan, lembaga pendidikan agama non formal sudah berdiri TPA/TPSA/MDA, dan juga kajian-kajian, tetapi pendalaman di tingkat Perguruan Tinggi belum ada, sehingga muncullah ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Agama yang berbasis al-Qur’an.” Lanjutnya
“Dengan berubahnya menjadi institut, semoga STAIDA bisa dikembangkan lebih baik lagi ke depannya. Kita menghimbau kepada pemerintahan Kota Payakumbuh dan Lima Puluh Kota agar mendukung penuh STAI Darul Qur’an ini dengan memberikan beasiswa dan memberdayakan secara optimal dan maksimal, sehingga bisa melahirkan generasi yang cerdas berkualitas di Luhak nan Bungsu. Lahir calon-calon pemimpin yang jujur, agamis, penuh toleransi, dan amanah. Agar tidak ada lagi muncul koruptor-koruptor dan pengkhianat bangsa.” Harapnya
Selain mantan Walikota Payakumbuh 2 periode tersebut, kuliah umum juga diberikan Ketua Tim Percepatan Implementasi ABS-SBK Sumatera Barat, H. Mulyadi Muslim tentang “Optimalisasi Peran STAIDA dalam Mewujudkan Masyarakat Madani di Luhak nan Bungsu.”
Kuliah Umum dan FGD itu ditutup dengan penyampaian saran dan masukan dari para pejabat pemerintahan Kota Payakumbuh dan Lima Puluh Kota, lalu dilanjutkan dengan foto-foto dan makan bersama. (Fitria)