Sumbarmadani.com-Kita awalnya mengenal 30 September 1965 diperingati sebagai hari yang kelam bagi Militer Indonesia. Disebabkan terjadinya Pemberontakan G-30-S-PKI yang diinisiasi oleh Partai Politik Kuat di Indonesia saat itu yakni Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan misi menghabisi nyawa para Jenderal Angkatan Darat yang sering disebut Dewan Jenderal, yang mana mereka sangat berpengaruh di tubuh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Nyawa mereka dihabisi karena tidak menyetujui rencana pembentukan Angkatan Kelima (Petani dan Rakyat Sipil dipersenjatai) setelah Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang digagas oleh Soekarno atas support dan usulan dari PKI. Dan dengan alibi yang ditambahkan sebagai penguat, bahwa Dewan Jenderal ini dikabarkan akan melakukan kudeta kepada Presiden Soekarno.
Kejadian diatas merupakan satu dari sekelumit tragedi yang terjadi pada tanggal 30 September. 44 tahun setelah pemberontakan itu, di tanggal yang sama Indonesia kembali dilanda duka, khususnya bagi Provinsi Sumatera Barat. Akibat peristiwa alam yaitu gempa bumi yang meluluhlantakkan sebagian daerah disana.
Tepatnya 30 September 2009 silam, gempa yang berkekuatan magnitudo sekitar 7,6 Skala Richter (S.R) menghujam lepas pantai sumatera. Berjarak 50 Km dari barat laut Kota Padang.
Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kota Solok dan Kabupaten Pasaman Barat. (Data : BPBD Kota Padang)
Menurut data Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana (Satkorlak PB), sebanyak 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 Kota dan 4 Kabupaten di Sumatera Barat. Korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang dan 78.604 rumah rusak ringan.
Gempa Sumatera Barat pada 30 September 2009 menjadi headline duka untuk berita kali ini. Sedangkan untuk bagian suka adalah pada keesokan harinya tanggal 1 Oktober yang mana tidak hanya diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila bagi rakyat Indonesia. Namun juga hari lahirnya atau Hari Jadi Provinsi Sumatera Barat.
Untuk tahun 2022 ini Sumatera Barat akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77. Tetapi meski sudah berusia 77 tahun, peringatan hari lahir Provinsi Sumatera Barat baru dilaksanakan empat kali sejak 2019 lalu. Melalui proses yang panjang, akhirnya disepakati tanggal 1 Oktober 1945. Ini sejalan dengan keluarnya Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2019.
Ketua DPRD Sumbar, Supardi menjelaskan, penetapan 1 Oktober 1945 sebagai hari jadi bertepatan dengan dibentuknya Keresidenan Sumatera Barat. Dahulu, keresidenan dibentuk bersamaan dengan pengambilalihan pemerintah dari tangan penjajah Jepang.
“Momentum menetapkan tanggal 1 Oktober 1945 sebagai titik tolak Hari Jadi Sumbar adalah rapat KNID-SB yang memutuskan untuk membentuk kembali Keresidenan Sumbar dan sekaligus pengambilalihan kekuasaan Keresidenan dari tentara pendudukan Jepang oleh pemuda-pemudi yang dimotori oleh M. Syafei, Dr. M. Djamil dan Rasuna Said,” jelas Supardi, Jumat (30/9/2022) dikutip dari detiknews.
Dia melanjutkan, penetapan tanggal lahir ini juga telah melalui pertimbangan mendalam serta memperhatikan nilai-nilai dan heroisme yang terkandung di dalamnya serta dukungan data-data otentik yang dapat dipertanggungjawabkan.
Lalu khusus pada peringatan HUT ke-77 Provinsi Sumatera Barat tahun ini, sejumlah tokoh nasional dijadwalkan hadir, salah satunya Wakil Presiden (Wapres) Indonesia 2 Periode, H. M. Jusuf Kalla yang juga sumando urang awak dan Prof. Dr. Asvi Warman Adam, peneliti senior Badan Riset Nasional (BRIN).
Selain beliau diatas, ada juga rombongan dari Jakarta, untuk di Sumatera Barat juga diundang Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) anggota DPRD RI, tokoh masyarakat, bupati dan walikota, mantan gubernur serta pimpinan DPRD kabupaten/kota se-Sumatera Barat. Para tamu undangan akan hadir dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Sumbar, besok. (AJI)