Sumbarmadani.com- Team Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari UPI YPTK menggelar kegiatan pengabdian untuk memperkuat potensi kewirausahaan dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Koto Lua, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Kegiatan ini, yang berlangsung pada tanggal 21 November 2023, bertujuan untuk memberikan edukasi fiskal dan moneter kepada masyarakat serta mengevaluasi pemahaman para pelaku UMKM terkait kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung usaha mereka.
Hasmaynelis Fitri, SE, M. Pd.E selaku ketua tim dengan anggota Dr. Ramdani Bayu Putra, SE, MM, CRM, menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui pengabdian kepada masyarakat merupakan bagian integral dari akselerasi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Fokus utama kegiatan ini adalah penguatan potensi kewirausahaan dan UMKM, yang dianggap sebagai motor penggerak ekonomi lokal.
“Pentingnya penguatan kewirausahaan dan UMKM tidak hanya terletak pada kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada aspek inklusivitasnya. Oleh karena itu, pendekatan edukasi fiskal dan moneter menjadi penting untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mengelola keuangan dan bisnis secara efektif,” ungkap Hasmaynelis
Kegiatan ini menjadi forum untuk mendengarkan masalah dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dan UMKM. Hasil temuan di lapangan mencakup sejumlah masalah, antara lain:
1. Akses Terbatas ke Pembiayaan: UMKM kesulitan mengakses pembiayaan karena keterbatasan jaminan dan profil risiko yang dianggap tinggi.
2. Kurangnya Pengetahuan Keuangan dan Manajerial: Banyak pemilik UMKM kurang memiliki pengetahuan tentang manajemen keuangan dan operasional, menyebabkan pengelolaan kas yang buruk dan kesulitan dalam memahami laporan keuangan.
3. Tingginya Tingkat Persaingan: UMKM harus bersaing dengan perusahaan lebih besar, yang sering memiliki daya tawar dan skala ekonomi lebih besar.
4. Tantangan Pemasaran dan Promosi: UMKM sering mengalami kesulitan dalam memasarkan produk atau jasa mereka.
5. Keterbatasan Teknologi dan Inovasi: Beberapa UMKM kesulitan mengadopsi teknologi baru dalam operasional mereka.
6. Regulasi yang Rumit dan Tidak Konsisten: UMKM dihadapkan pada regulasi yang rumit dan berubah-ubah.
7. Krisis Keuangan dan Risiko Bisnis: UMKM rentan terhadap krisis keuangan dan risiko bisnis yang dapat memberikan tekanan tambahan.
8. Ketergantungan pada Pasar Lokal: Beberapa UMKM terlalu bergantung pada pasar lokal.
9. Keterbatasan Sumber Daya Manusia: Pemilik UMKM dihadapkan pada keterbatasan sumber daya manusia.
10. Pengelolaan Persediaan yang Tidak Efisien: Pengelolaan persediaan yang buruk dapat mengakibatkan biaya tinggi dan risiko kekurangan stok.
Selain itu Dr. Ramdani Bayu Putra, SE, MM, CRM menekankan bahwa pemahaman mendalam tentang kewirausahaan, keuangan, dan kebijakan ekonomi akan membantu UMKM menjadi agen perubahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif. Lebih dari sekadar memberikan pengetahuan, edukasi fiskal dan moneter diharapkan memberdayakan masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan merata.
Kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan kewirausahaan dan UMKM. Langkah holistik ini dianggap esensial untuk meningkatkan daya tahan dan pertumbuhan sektor UMKM serta memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi nasional. (YF)