Sumbarmadani.com-Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatra Barat, Yosmeri mengungkapkan, tangkapan ikan nelayan di Muaro Padang dua pertiga (2/3) diantaranya merupakan sampah laut yang berasal dari sungai-sungai di Kota Padang.
“Jaring penangkap ikan di Muaro lebih sering membawa sampah plastik dibandingkan dengan ikan, hal ini sering dikeluhkan oleh nelayan yang melaut di Perairan Sumbar, terutama di sekitar Kota Padang,” kata Yosmeri usai menghadiri peluncuran Gerakan Sungai Bersih di Muaro, Padang, Minggu (29/7/2018).
Kata Yosmeri, berton-ton jumlah sampah di perairan Sumbar akan menghambat pertumbuhan karang, ini juga berdanpak terhadap populasi ikan di perairan Sumbar.
“Jumlah ikan akan berkurang, ini tentu merugikan nelayan setempat,” ujarnya
Saat ini Pemprov Sumbar mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyisihkan dana sosialnya untuk program bersih-bersih sungai.
“Meskipun hanya menyasar menyasar masalah di hilir, namun kita berharap secara perlahan masyarakat sadar bahwa membuang sampah ke sungai akan merusak biota laut,” sebutnya
Untuk tahap pertama, ada enam BUMN yang ikut terlibat menangani masalah sampah di Sungai Batang Arau, Kota Padang, emam BUMN tersebut adalah Bank BRI, Pegadaian,Telkom Indonesia, Pertamina, Angkasa Pura II, dan Pelindo II.
Komisaris Utama BRI, Andrinof Chaniago, menambahkan bahwa BUMN memiliki komitmen kuat untuk membantu mengangkat perekonomian warga, selain itu Sungai Batang Arau memiliki potensi ekonomi dan wisata yang besar bagi warga Kota Padang.
“Bisa menjadi pusat rekresasi air, berkembangnya pusat pariwisata, kuliner, dan jasa lainnya,” ujarnya (*/Fd)