Sumbarmadani.com – Selasa, (15/3), sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Unand (AMPU) melakukan aksi solidaritas di jalan utama kampus Universitas Andalas Limau Manis. Aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas yang dilakukan oleh AMPU terkait berbagai aduan mahasiswa terkait pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) kepada mereka.
Koordinator AMPU, Amidia mengatakan bahwa saat ini sangat banyak mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan pendidikan mereka sebagai mahasiswa di UNAND dikarenakan belum bisa membayar UKT. “Bahkan, kami juga dapatkan pengaduan ada enam mahasiswa yang berhenti kuliah karena tidak punya uang”, ungkap Amidia.
Amidia yang juga merupakan Ketua Umum UKM Pengenalan Hukum dan Politik (PHP) menambahkan bahwa dirinya sangat kecewa dengan kebijakan kampus yang jauh dari nilai-nilai humanis. Pihak kampus juga dinilai sangat slow respon dan cenderung mengabaikan tanpa memberikan kejelasan terkait kasus ini.
“Orang tua mereka saat ini sedang kesusahan dan perekonomian keluarganya tidak stabil, tentu kami sangat tidak menginginkan hanya karena alasan itu mereka harus berhenti kuliah dan tidak ada simpatik kampus dalam persoalan tersebut”, tambah Amidia.
Sementara itu, Koordinator Aksi AMPU, Billy mengatakan bahwa dari keseluruhan mereka (mahasiswa) yang mengadu merupakan mahasiswa SMMPTN pada 2021. “Mereka juga tidak berhasil menjadi penerima Program Indonesia Pintar (PIP) lewat skema KIP kuliah”, jelas Billy.
Sebenaranya, pihak kampus UNAND sudah memberikan tenggat waktu sampai tanggal 3 Maret 2022, namun AMPU mengkonfirmasi bahwa waktu itu terlalu singkat bagi teman-temannya. “UKT mahasiswa jalur mandiri sangat tinggi, dan kebijakan yang dibuat kampus sangat tidak akomodatif. Kami menginginkan kampus bisa memperpanjang tenggat waktu pelunasan sampai 1 tahun”, tegas Billy.
Dari sisi kampus, pihak rektorat UNAND mengaku sudah mengeluarkan kebijakan terkait mahasiswa yang kesulitan membayar UKT. Salah satunya dengan metode 4 kali cicilan. Menurut Wakil Rektor III Bagian Kemahasiswaan, Insanul Kamil, metode ini sangatlah tepat bagi kampus dan mahasiswa UNAND.
Insanul Kami menambahkan, “pertimbangan atas permintaan AMPU belum bisa kita penuhi. UNAND saat ini punya 21 jalur beasiswa yang bisa dipilih oleh mahasiswa jalur SMMPTN, itu sangat bisa membantu”, sampai Wakil Rektor III UNAND.
Insanul Kamil sangat memahami bahwa tidak semua mahasiswa jalur SMMPTN mampu secara ekonomi. Namun, itulah konsekuensi lewat jalur mandiri. “Kita sudah umumkan itu, dan mahasiwa bersangkutan sangat setuju dengan syarat itu, termasuk besaran uang kuliah yang memang lebih tinggi dari mahasiswa yang lulus lewat jalur SNMPTN atau UTBK,” kata Insanul.
Menanggapi respon dari Wakil Rektor tersebut, Koordinator AMPU mengungkapkan kekecewaannya terhadap tanggapan tersebut. Dia menegaskan untuk terus menggalan massa yang akan terus bersolidaritas memperjuangkan kebijakan kampus agar lebih solutif kedepannya. Rencananya, AMPU akan menggelar aksi long march beberapa waktu kedepan. “Tidak ada mahasiswa yang tidak bisa kuliah karena tidak punya uang”, tutup Amidia.