Sumbarmadani.com-Masalah bagan, jaring dan penurunan populasi Ikan Bilih sudah terjadi pada tahun 2017. Penulis sebagai peneliti ikan Bilih sejak tahun 2017 sudah memberikan indikasi ancaman terhadap populasi ikan Bilih. Hal ini merupakan masalah lingkungan.
Secara teori, Ikan Bilih yang merupakan organisme atau makhluk hidup yang hidup dipengaruhi oleh faktor Biotik dan Abiotik yang ada di lingkungan perairan Danau Singkarak. Faktor Biotik yang sangat besar dan menentukan eksploitasi ikan Bilih adalah manusia.
Aktivitas manusia yang melakukan kegiatan penangkapan ikan (fishing) dengan menggunakan bagan dan jaring maupun pancing sudah mencapai level over fishing (kelebihan tangkap). Artinya, kegiatan penangkapan ikan Bilih sudah harus dikendalikan sampai batas lestarinya, agar populasi ikan Bilih bisa meningkat. Dalam hal ini, sebagai regulator pemerintah kabupaten Solok dan Tanah Datar sudah harus fokus melakukan usaha-usaha nyata agar over fishing dikendalikan dan mencari alternatif seperti usaha budidaya sebagai solusi. Maknanya, populasi ikan Bilih ditingkatkan dengan usaha budidaya dan kegiatan penangkapan ikan Bilih dibatasi sementara.
Untuk usaha budidaya ikan Bilih terkendala pada makanan asli (original) ikan Bilih berupa Synedra yang merupakan mikroalga dari Divisi Alga Coklat (Chrysophyta) yang ada di Danau Singkarak. Komponen produsen Alga Coklat merupakan tumbuhan yang menjadi sumber makanan utama ikan Bilih jantan dan Betina (Gambar 1).
Berdasarkan hasil penelitian mikroalga yang telah dilakukan didapatkan hasil faktor-faktor ekologis perairan tempat hidup Synedra sp yakni intensitas cahaya sebesar 251 lux, pH sebesar 8, Suhu Air sebesar 29oC dan suhu lingkungan sebesar 32 oC. intensitas cahaya, pH, Suhu Air dan Suhu Lingkungan merupakan faktor-faktor abiotik yang mempengaruhi struktur komunitas fitoplankton (Istianah, et.al., 2015).
Uraian diatas bermakna kondisi lingkungan habitat Ikab Bilih perlu perhatian dan populasinya perlu ditingkatkan. Solusi yang dapat dilakukan salah satunya alternatif budidaya pembesaran Ikan Bilih beracuan pada pengalaman introduksi Ikan Bilih ke Danau Toba. Hal berhasil karena makanan ikan Bilih beragam dan mencukupi sehingga Ikan Bilih Toba ukuranya besar dibandingkan Ikan Bilih Danau Singkarak (Razak, 2018).
Tabel 1. Prosentase Synedra sp dan mikroalga lainnya sebagai makanan alami Ikan Bilih
(Suryanti et al., 2015)
Terkait hal di atas, solusi budidaya pembesaran Ikan Bilih dengan Pendekatan Ekonanobioteknologi. Pendekatan Ekonanobioteknologi merupakan sebuah pendekatan ber orientasi multidisipliner yang memperhatikan segitiga interaksi manusia, lingkungan dan penyakit. Budidaya pembesaran ikan dengan pendekatan Ekonanobioteknologi merupakan penarapan 3 disiplin ilmu yang bersinergi, ekologi, nanoteknologi berupa air nanobubles dan biotenologi pemanfatan mikroba untuk fermentasi.
Teknologi Nanobubble semakin dikenal di masyarakat karena pemanfaatannya yang luas dalam berbagai bidang. Mesin nanobubble menjadi teknologi generasi modern yang memproduksi gelembung udara berukuran 80-200 nm, menjadikannya efektif dalam proses transfer gas dalam air. Kandungan oksigen tinggi yang dihasilkan mesin nanobubble dapat mensuplai kebutuhan oksigen udang sehingga lebih sehat dan tumbuh dengan cepat..
Keunggulan teknologi nanobubble telah dirasakan sendiri oleh para pembudidaya udang, seperti udang di kolam budidaya menjadi lebih aktif, lebih segar, sehat, tingkat survival rate meningkat, menurunkan nilai FCR dan mengurangi kematian. Hal tersebut juga telah terbukti pada budidaya udang vaname kolam raceway Situbondo, dimana teknologi nanobubble memberikan hasil udang yang lebih baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Beberapa pemanfaatan Teknologi Nanobubble pada Wastewater Treatment yaitu: penjernihan air, menghilangkan bau, menurunkan kadar COD dan BOD, mengurangi TSS, menetralisir pH. Selanjutnya, air nanobubles menghilangkan endapan mineral dan antifouling, menghilangkan biofilm https://nig.co.id/2021/09/02/nanotechnology-untuk-perikanan-udang-dan-water-treatment/).
Untuk lebih jelasnya, konsep budidaya Pembiakaan Mikroalga Synedra sp dan pembesaran Ikan Bilih Danau Singkarak dengan pendekatan Ekonanobioteknologi terlihat pada bagan di bawah ini :
Gambar 2. Pendekatan Ekonanobioteknologi sebagai Solusi Konservasi Ikan Bilih
Gambar 2. Menjelaskan hubungan proses pembiakan Synedra sp sebagai makanan alami Ikan Bilih dan Budidaya Pembesaran Ikan Bilih dalam rangka konservasi ikan endemik.
Referensi
Ani Suryanti , Sulistiono, Ismudi Muchsin, dan E.S. Kartamihardja. 2017. Food and Feeding Habits of Bilih Fish Mystacoleucus padangensis (Bleeker, 1852) In Naborsahan River, Toba Lake, North Sumatera. Omni-Akuatika 13 (2): 80 88, 2017.
https://nig.co.id/2021/09/02/nanotechnology-untuk-perikanan-udang-dan-water-treatment/).
Istianah, D. Moch Nurul Huda, Ainun Nikmati Laily, 2015. Synedra sp. Sebagai
Mikroalga yang Ditemukan di Sungai Besuki Porong Sidoarjo, Jawa Timu. BIOEDUKASI, Volume 8, Nomor 1 Halaman 57-59
3. Razak, A.2018. Diversity of Chemicals Compounds of Bilih Fish (M. padangensis)
Originating Lake Toba and Lake Singkarak. Biodiversitas Volune 19.No.4. July 2018
halaman 152-157