Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan betapa pentingnya imunisasi MR untuk mencegah kecacatan dan kematian akibat campak, rubela, dan sindrom rubela kongenital .
“Salah satu upaya promosi kesehatan yang paling efektif di seluruh dunia, semenjak pertama kali diperkenalkan adalah imunisasi (PD3I). Hal tersebut telah menurunkan angka kecacatan dan kematian akibat penyakit menular di dunia dan juga mampu mengeliminasi beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,” kata Ketua IDAI Cabang Sumbar Didik Hariyanto saat memberikan kata sambutan pada Seminar dan Pelatihan “Advokasi untuk kampanye imunisasi MR fase II dan surveilans PD3I di
Hotel Grand Inna Padang, Senin (23/07/2017).
Didik menyebutkan imunisasi merupakan salah satu dari 17 tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals
(SDG) yakni mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang.
“Sementara untuk mencapai target SDG pada 2030 ini salah satu upaya yang dilakukan di bidang kesehatan adalah Program Imunisasi campak dan rubela (Measles & Rubella/MR) fase II di 28 provinsi dengan menargetkan 31.963.000 anak pada usia 9 bulan < 15 tahun,” kata dia.
Imunisasi tersebut ujar dia, dapat membantu mencegah penyakit campak dan komplikasi yang berat seperti radang paru, radang otak dan diare yang dapat menyebabkan kematian.
Selain itu kata dia juga berguna untuk mencegah penularan penyakit rubela dari anak ke ibu hamil yang ada disekitarnya. Hal tersebut biasanya terdapat pada ibu hamil muda sampai usia kehamilan satu bulan yang dapat mengakibatkan kecacatan pada bayi yang baru dilahirkan.
Sindrom tersebut kata dia, secara khusus dapat menyebabkan kelainan pada mata berupa katarak, gangguan pendengaran (tuli kongenital), penyakit jantung bawaan, dan mikrosefali (ukuran kepala kecil) yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan perkembangan.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah pihaknya, meningkatkan cakupan imunisasi dasar maupun lanjutan dengan cara mendukung pelaksanaan program eliminasi MR di lndonesia. Pengurus pusat lDAl juga bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI dan WHO, serta atas dukungan IDAI Cabang dapat melaksanakan seminar dan pelatihan yang dilaksanakan di 14 kota di berbagai kota di luar Jawa, meliputi Kota Lampung, Manado, Makassar, Pekanbaru. Jayapura, Aceh, Palembang, Pontianak, Medan, Kupang, Padang, Banjarmasin, Balikpapan dan Lombok.
Keberhasilan program ini sangat penting dalam pembangunan kesehatan anak di Indonesia, pihaknya berkomitmen untuk menyukseskan program tersebut melalui pendekatan dalam bidang edukasi, advokasi, dan komunikasi.
Pihaknya juga mengharapkan kegiatan ini dapat membekali tenaga kesehatan dengan pengetahuan ilmiah berbasis bukti yang diperlukan untuk menjawab berbagai pertanyaan orangtua dan masyarakat mengenai imunisasi.
Sementara itu, di kesempatan yang sama Wakil Gubenur Sumbar Nasrul Abit mengajak untuk mensosialisakan imunisasi anak kepada masyarakat melalui puskesmas dan instansi terkait.
Ia menyebutkan untuk cakupan imunisasi baru mencapai 81,4 persen dari target nasional 92 persen. Hal ini tentu masih kurang 11 persen. “Kecuali Mentawai karena sulitnya akses menuju kesana.
“Kami berharap kepada seluruh petugas puskesmas dimanapun dapat melakukan penyuluhan kepada para orang tua dan mensosialisasikan pemahamam tentang kegunaan imunisasi yang bermanfaat untuk kesehatan anak ” tutupnya.