Sumbarmadani.com-Rabu (7/4) KAHMI Dosen Sumbar kembali sukses menggelar acara webinar dengan tema strategi percepatan pembangunan sektor pariwisata di Provinsi Sumatera Barat. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang terdampak cukup parah akibat adanya pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, pertumbuhan pariwisata di Provinsi Sumatera Barat mencapai 20%, dan menurun drastis selama masa Covid-19. Hal inilah yang melatarbelakangi KAHMI Dosen mengangkat tema Strategi Percepatan Pembangunan Sektor Pariwisata di Provinsi Sumatera Barat.
Acara Webinar ini dimoderator oleh Firdaus, Dosen STKIP PGRI Sumbar, dengan Narasumber: Dr. Sapta Nirwandar (Wakil Menteri Pariwisata 2011-2024), Abror, PhD (Dosen UNP sekaligus Pakar Wisata Halal), Sari Lenggogeni, Phd (Direktur Tourism Development Center), dan Hansastri (Kepala Bappeda Sumatera Barat).
Kegiatan ini dihadiri tidak hanya dihadiri oleh anggota KAHMI Sumatera Barat, tapi juga dihadiri oleh seluruh Bappeda dan Dinas Pariwisata se Provinsi Sumatera Barat, asosiasi-asosiasi usaha pariwisata, 20 kampus, dan pelaku usaha terutama di bidang pariwisata.
Pariwisata era pandemi harus mampu dikembangkan dengan benar agar protokol kesehatan tetap dijalankan namun tetap dapat menarik minat pengunjung. Sapta Nirwandar menyampaikan dalam pemaparannya bahwa “Provinsi Sumatera Barat pada dasarnya sudah memiliki banyak potensi wisata, baik wisata alam, wisata budaya, maupun wisata kuliner yang tidak ditemukan di tempat lain. Namun, Sumbar harus memiliki global brand destination agar dapat menarik wisatawan bukan hanya tingkat lokal, namun mendunia”
Pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas pembangunan. Oleh karena itu, dalam pengembangan pariwisata harus diperhatikan beberapa aspek, yaitu daya tarik, infrastruktur, akses, dan berbasis komunitas.
Provinsi Sumatera Barat sendiri mengembangkan konsep pariwisata halal. “Halal Tourism Minangkabau bukan hanya persoalan daerah tertentu untuk wisata halal. namun, pelayanan yang paling penting. tingkatkan dan kembangkan pelayanan sesyai dengan syariat islam dalam industri pariwisata halal” ujar Sapta Nirmandar.
hal serupa juga disampaikan oleh Abror: “dalam pariwisata halal, yang dicari bukan halalnya, namun di tempat wisata tersebut mereka tidak meninggalka syariat islam”
Dalam pembangunan pariwisata halal di Provinsi Sumatera Barat, lebih lanjut Abror menyampaikan bahwa terdapat empat atribut yang harus dipenuhi, general islamic facilities, halalness (makanan halal, dapur halal), Islamic Culture (penampilan petugas hotel, larangan wisata seks), dan gambling and alcohol free. “dari keempat atribut tersebut, yang paling dinilai bagus di Provinsi Sumatera Barat adalah Gambling and Alcohol Free.
Lebih lanjut abror merekomendasikan strategi pengembangan pariwisata halal di Provinsi Sumatera Barat yaitu dengan mempersiapkan infrastruktur yang ramah dengan wisata muslim/non muslim dan mengantisipasi kemungkinan resiko, paket wisata yang sejalan dengan kondisi pasca Covid-19, penyediaan pariwisata halal bagi domestik, membangun jaringan dengan Provinsi dan negara tetangga, membangun kesadaran masyarakat dalam pembangunan pariwisata yang sejalan dengan ABS-SBK, serta penguatan pihak-pihak terkait seperti pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat.
Pandemi Covid-19 yang sedang terjadi tentunya membuat pemerintah dan pelaku usaha bidang pariwisata harus menyusun langkah strategis dalam mensiasati agar pariwisata tetap berjalan. Oleh karena itu, perlu diterapkan pariwisata adaptif covid. “sejauh ini program pariwisata adaptif covid sudah dijalankan. untuk CHSE di hotel dan kuliner sudah bagus. tapi pada destinasi wisata justru crowded. inilah yang harus dibenahi. selain itu juga perlu dilakukan branding terhadap wisata Sumatera Barat, dan pengembangan ekonomi kreatif dengan memperlihatkan ciri khas Sumbar” Ujar Sari Lenggogeni.
Pengembangan pariwisata juga menjadi salah satu program unggulan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar. “Dalam Visi dan Misi Gubernur, tertuang bahwa salah satu program yang akan dilaksanakan adalah pengembangan 19 destinasi unggulan dan satu destinasi yang bertaraf Internasional di Sumbar. persoalan lokasi sampai saat ini masih dalam tahap perumusan”. Ujar Hasastri.
Terakhir, Hasastri menyampaikan bahwa untuk dapat mengembangkan pariwisata, terdapat tiga strategi utama yang harus dilakukan, yaitu meningkatkan daya saing, meningkatkan kerja sama, dan pengembangan destinasi wisata. (AU)