Sumbarmadani.com – Ketua Umum Pengurus Wilayah Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PW SEMMI) Sumatera Barat, Abdurrahman Meinanda menyayangkan atas adanya spanduk liar yang mengkritik tindakan yang dilakukan oleh Fauzi Bahar. Spanduk yang terbentang di Jl. Khatib Sulaiman, Padang tersebut dianggap upaya Black Campaign yang dilakukan kepada Ketua LKAAM Sumbar, Bapak Fauzi Bahar.
Menurut Rahman (sapaan akrab beliau), membentangkan spanduk dengan narasi yang tidak indah tersebut sangat tidak elok dan narasi yang dibuat pun tidak mencerminkan cara dan tipe orang Minangkabau.
“Saya merasa heran dengan adanya spanduk black campaign yang terpasang di kantor DPRD itu, menurut saya orang yang memasangnya tidak ada kerjaan dan bukan berlatar suku minangkabau. Karena menurut nya orang minangkabau itu bukan pengecut dan membuat surat kaleng yang tidak jelas siapa pembuatnya.” ujarnya ketika dihubungi saat beliau di Jakarta (23/03/2022).
Lebih lanjut, Rahman mengatakan bahwa orang minang itu terkenal dan dikenal dengan narasi dan pemikiranya. “Kita contohkan saja salah satu tokoh Minangkabau yang sekarang nama nya diabadikan sebagai gedung olahraga di Kota Padang, H. Agus Salim, Selalu berani menyampaikan kebenaran atas nama dirinya sendiri”
Rahman juga sangat menyayangkan perbuatan tersebut. Beliau mengatakan bahwa upaya tersebut bukanlah sebuah contoh yang baik, apalagi yang di singgungnya itu merupakan LKAAM yang merupakan representasi dari para ninik mamak urang awak. “Sungguh itu merupakan kelakuan yang tidak wajar dan saya pikir Bapak Fauzi Bahar pun juga selama beliau memimpin LKAAM sudah di jalur yang semestinya.” ujarnya.
Menurut Rahman, jika dilihat dari narasi di spanduk tersebut sangat kental unsur politiknya. Gelar Datuk menurutnya adalah suatu gelar politik, yang mana seorang datuk merupakan pimpinan dari adat yang ada di Sumatera Barat.
“Saya pikir ada oknum yang tidak suka dengan Ketua LKAAM kita, dan cara nya pun kebablasan dan tidak identik dengan urang awak. di minangkabau kita diajar bagaimana untuk berpendapat dan juga ketika kita tidak suka dengan orang disampaikan secara langsung. Bukan malah membuat surat kaleng, dan bersembunyi untuk mengadu domba. Ungkap Rahman kepada Sumbarmadani.
Perbuatan tersebut dianggap Rahman sangat lucu dan tidak berdasar, sehingga para pelaku tersebut yang tidak mencerminkan perbuatan urang awak. “Seperti nya oknum itu harus di ajarkan kembali pelajaran BAM (Budaya Alam Minangkabau),” sentil Rahman sembari tertawa.
Rahman berharap, semoga oknum atau kelompok tersebut, segera menampakkan sosoknya dan sampaikan serta dimusyawarahkan apa yang menjadi problem dari kelompok LKAAM tersebut. “Dan saya pikir, ketua LKAMM kita bukan lah sosok anti-kritik, karena beliau pun juga matang akan pengalaman beliau ketika masih menjabat sebagai Walikota Padang 2 periode”, tutup Rahman. (ASK)