Sumbarmadani.com – Guru dan para santriwati Diniyyah Puteri Padang Panjang berhasil menciptakan sebuah karya yang cukup fenomenal. Mereka telah membuat dua robot pelayan kafe yang diberi nama Sabai dan Midun.
Ra’an Shalihan, seorang guru sains yang mengajar di Pondok Pesantren (Pompes) Diniyyah Puteri Padang Panjang mengatakan, bahwa penamaan dari kedua robot tersebut mengingat sejarah Sumatera Barat (Sumbar).
“Kenapa nama robotnya Sabai dan Midun? Sebab nama ini merupakan sejarah dari Sumatera Barat. Nama ini juga yang akan mengingatkan kembali ingatan masyarakat kepada daerah Minangkabau,” ujar Ra’an, dikutip dari rilis yang diterima Sumbarmadani.com, Senin (1/3/2021).
Menurut Ra’an, membuat sebuah robot itu, tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dipelajari dan dipahami agar robot tersebut bisa diandalkan.
Seperti Sabai, kata Ra’an, robot itu menggunakan Arduinomega (sebuah istilah dalam sain yang berarti pengontrol/otak dari robot).
Sabai terdiri dari lima rangkaian. Di antaranya rangkaian motor, suara, otak, sensor dan safety.
“Kami butuh waktu dua bulan untuk membuat Sabai. Dia dikendalikan menggunakan remote kontrol yang kami hubungkan dengan stik permainan game PS. Jadi apabila nanti ada pelanggan yang akan meminta sesuatu, Sabai bisa langsung antarkan ke sana,” ungkapnya.
Namun untuk Midun, jelas Ra’an, butuh waktu lama untuk mengerjakannya. Karena Midun berjalan menggunakan sensor garis (line follower digital).
“Membuat Midun ini kami membutuhkan waktu selama tiga bulan lebih. Karena Midun berjalan menggunakan sensor. Dia bisa berjalan apabila ada garis hitam yang akan diikutinya,” jelasnya.
Ra’an juga menceritakan bagaimana pengalaman mereka membuat robot pelayan kafe tersebut. Pengalaman yang paling sulit, jelas Ra’an, ketika mengajarkan kepada sembilan orang santriwatinya untuk melakukan las pada bodi robot, memotong bahan robot dan merakitnya agar terlihat seperti robot.
Mereka adalah Majda Syarif, Wirzakhairunnisa, Nadda Tykia Vlima, Zakia Khofifah, Risa Nazifa Kathin, Syakilla Dwiva, Sitinurdea Nita, Faraas Zahira dan Arifa Luthfiyah.
“Anak-anak ini pemula semua. Jadi, mereka harus diajarkan dulu. Apalagi saat melakukan las, mereka tidak tahan dengan percikan api las. Jadi mereka melihat dengan cara menggunakan kamera HP, bagaimana proses untuk las ini. Namun di balik semua itu, mereka bisa melaluinya dan terciptalah Sabai dan Midun ini,” ucap Ra’an.
Sabai dan Midun, jelas Ra’an, juga memiliki voice record yang dihubungkan melalui MP3 player, menggunakan micro SD. Sehingga robot ini bisa mengucapkan kalimat “Assalamualaikum, selamat menikmati, terima kasih dan sampai jumpa kembali”.
Diketahui, dua robot pelayan kafe itu juga telah diresmikan Kepala Kanwil Kementerian Agama Sumbar, Hendri dalam kegiatan Display Proyek Santri di Gedung Pertemuan Zainuddin Labay, Kamis(18/2/2021). (*/SMI)