Sumbarmadani.com-Kantor Wilayah Kementrian Agama (Kanwil Kemenag) Sumatera Barat melaksanakan kegiatan yang diakomodir oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) berupa Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pemuda Tingkat Provinsi Sumatera Barat pada Selasa (27/6).
Kegiatan Orientasi Pelopor Moderasi Beragama yang digelar selama tiga hari, dimulai hari minggu hingga selasa. Sumatera Barat sendiri dalam beberapa survey menempati peringkat kedua sebagai daerah yang memiliki indeks ekstrimis dan intoleran tertinggi di Indonesia. Menghadirkan kegiatan ini ditengah-tengah gempuran penolakan moderasi beragama dapat meminimalisir adanya gerakan ekstrimisme dan intoleran dari masyarakat terutama tokoh pemuda.
Dibuka oleh Kepala Kanwil Kemenag Sumbar yang diwakili oleh Kabag TU, Miswan didampingi Ketua Tim Kerja Kerukunan Umat Beragama (KUB) Tan Gusli di UPT Asrama Haji Tabing Padang. Miswan mengutarakan bahwa Moderasi beragama pada prinsipnya bertujuan untuk memoderasi pandangan umat beragama atau pemeluk agamanya dalam menjalankan pemahaman dan pengamalan agama, bukan memoderasi ataupun memodernisasi ajaran agamanya.
“Agama itu sejak lahir memang sudah moderat. Jadi, merupakan pandangan yang keliru apabila moderasi beragama disangka untuk mengubah ajaran agamanya”, ujar Miswan.
Ketua Tim Kerja KUB, Tan Gusli juga menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dalam implementasi tahun kerukunan 2023 untuk Sumatera Barat agar Tokoh Agama dan Masyarakatnya memiliki kesadaran moderasi beragama dalam bersifat dan bersikap moderat dalam melaksanakan pengabdian dan tugasnya sebagai warga negara.
Kegiatan ini menghadirkan 50 orang tokoh pemuda, perwakilan Organisasi Kemasyarakatan & Pemuda (OKP) dan Organisasi Kemasyarakatan & Pemuda (OKPI) se-Sumatera Barat dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan menguatkan kembali pentingnya moderasi beragama di tingkat daerah.
Orientasi Pelopor ini difasilitatori oleh alumni Training of Trainers (TOT) Moderasi Beragama Kemenag RI yaitu, Muhammad Taufik dan Aidil Aulya yang juga Ketua dan Sekretaris Rumah Moderasi Beragama Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Nama-nama yang dihadirkan pun tidak sembarangan, di hari pertama ada Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (Kapus KUB), Wawan Junaidi. Sekalipun hanya dapat menyampaikan materi via online namun tidak mengurangi antusias dari stakeholder kegiatan untuk menerima materi. Duski Samad, yang merupakan Guru Besar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumatera Barat tak ketinggalan hadir menjadi narasumber di hari kedua.
Pada hari terakhir, Mantan Menteri Agama periode 2014-2019, Lukman Hakim Saefuddin (sapaan akrabnya LHS) yang merupakan penggagas dari moderasi beragama menyempatkan hadir untuk menjadi pemateri ditengah kesibukannya.
“Keberagamaan bangsa Indonesia adalah takdir. Sebuah pemberian sang pencipta untuk diterima dan tidak perlu ditawar. Sulit dipungkiri, Indonesia memiliki keragaman budaya dan agama yang hampir tiada tandingannya di dunia” Ungkapan yang beliau sampaikan saat kegiatan Pelopor Moderasi Beragama.
Dikatakan sebagai sebuah konsepsi, sejatinya moderasi beragama bukanlah barang baru sama sekali. Moderasi beragama di Indonesia perlu proses dari ikhtiar yang tak berkesudahan. Maka nantinya moderasi ini akan terus dinamis di tengah warga bangsa yang agamis.
(AJI)