Sumbarmadani.com- Pengurus Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-Perti) Provinsi Sumatera Barat mengadakan peringatan Milad Tarbiyah-Perti yang ke- 94 tahun pada Rabu, 8 Juni 2022 bertempat di Aula Istana Gubernur Sumatera Barat. Kegiatan ini mengangkat tema “Menyongsong Satu Abad Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Meneguhkan Khittah Untuk Peradaban Bangsa”. Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Sumbar, Ketua Bawaslu Sumbar, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Agama Islam (Pakis) Kemenag Sumbar, Wakil Bupati Pasaman, Ketua Yayasan MTI Canduang, Kepala MTI se-Indonesia, dan para pengurus serta jamaah Tarbiyah-Perti.
Muhammad Taufik, M.Si selaku Ketua Pelaksana Milad Tarbiyah-Perti ke-94 menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekedar perayaan Milad Tarbiyah-Perti. Akan tetapi, juga diiringi oleh beberapa agenda lain seperti launcing Tarbiyah Perti TV dan launcing Laziswaf Tarbiyah-Perti Sumatera Barat. Agenda lainnya adalah launching Buku MTI Sumbar dan Buku Perjuangan Tarbiyah Islamiyah. Menurut Muhammad Taufik, M.Si., Laziswaf ini akan digunakan sebagai kekuatan umat dan kekuatan jamaah Perti di masa yang akan datang.
“MTI Sumbar diberi fasilitas untuk mengisi tulisan selama Bulan Ramadhan di Singgalang, Post Metro dan Haluan. Tulisan-tulisan itu yang kita bukukan. Semoga Tarbiyah-Perti bisa menjadi penjaga ahlusunnah wal jamaah di Ranah Minang. Kami juga berharap agar buya-buya, abi dan umi agar bisa mengisi saluran TV Tarbiyah-Perti ini nantinya,” ujarnya.
Di sisi lain, Prof. Dr. Sufyarma Marshidin, M.Pd yang merupakan Ketua Tarbiyah-Perti Sumatera Barat menyampaikan bahwa Pengurus Tarbiyah-Perti Sumbar mencanangkan Panca Sukses program. Program ini terdiri dari sukses konsolidasi, sukses memperjuangkan Syekh Sulaiman Ar-Rasuli sebagai pahlawan nasional, sukses pendidikan, sukses melaksanakan dakwah, dan sukses sosial. Dikatakan Prof. Dr. Sufyarma Marshidin, M.Pd, program sukses konsolidasi dapat dilihat dari terlaksananya Islah Perti dan Tarbiyah.
“Sekarang, kita telah bersatu secara struktural. Tugas kita selanjutnya adalah menyatukan secara sosial dan kultural. Kemudian paham ketarbiyahan ini harus kita luncurkan sebagai pembelajaran. Kita ingin ketarbiyahan ini bisa dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran pokok. Mudah-mudahakan silabus dan buku-buku dapat segera kita sampaikan ke MTI-MTI. Kalau pendidikan umat ini sudah sukses dalam menanamkan nilai akhlak dan karakter yang mulia, maka rakyat Indonesia secara inklusif akan berakhalh mulia dan berkarakter pula,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan Prof. Dr. Sufyarma Marshidin, M.Pd bahwa Tarbiyah-Perti akan mengadakan Muktamar pada Bulan Oktober. Persatuan Tarbiyah Islamiyah itu akan dipendekkan menjadi Perti karena persoalan politik telah selesai. Tarbiyah-Perti saat ini kembali pada khitah perjuangan yang berlandaskan pada pendidikan dakwah dan sosial.
“Organisai kita ini independen. Silakan masuk Golkar, PKS, dan Partai lainnya secara pribadi,” ungkapnya.
Prof. Dr. Duski Samad, M.Ag selaku Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Tarbiyah-Perti menyampaikan bahwa sejarah lahirnya Tarbiyah-Perti dari Rahim ranah tercinta Minangkabau, dari Nagari Manegara, gagasan ulama, zuama dan tokoh umat yang memiliki kesadaran pendidikan pada awal abad ke-20. Dinamika sejarah perjalanan Tarbiyah-Perti selama 94 tahun adalah bagian dari sejarah umay Islam Indonesia. Hal ini termasuk ikrar islah pada 23 Oktober 2016 lalu. Menurutnya, implementasi islah yang kafah dan syumul baik kelembagaan, jiwa tokoh dan tradisi menggerakkan organisasi terus dikembangkan.
“Untuk memastikan islah tidak terciderai pada peringatan hari Milad Perti, pada 5 Mei 2022 kemarin sudah ditetapkan bahwa Munas Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-Perti) pertama pasca islah akan dilakukan pada 27 sampai 30 Oktober di Jakarta,” ujarnya.
Prof. Dr. Duski Samad, M.Ag juga menyampaikan dua tokoh penting Sumatera Barat yang memberikan perhatian dan kontribusi bagi islah Tarbiyah-Perti yakni H.Nasrul Abit dan H. Mahyeldi Ansharullah. H.Nasrul Abit adalah gubernur yang menandatangi Piagam Islam Tarbiyah-Perti Sumatera Barat. Sementara H. Mahyeldi Ansharullah menetapkan kebijakan pemberian bantuan 500 juta rupiah bagi percepatan islah.
“Tokoh-tokoh nasional yang berasal dari Sumatera Barat yakni Bapak Ir. H. Azwar Anas (Ketua Pembina Tarbiyah), Buya H. Basri Bermanda (Ketua Umum Tarbiyah). Dr. H. Mafri Amir, M.Ag (Sekjen Tarbiyah), H. Yudo Paripurno, S.H (Ketua Mustasyar Perti), Drs. H. Tengku Faisal Amin (Ketum Perti), dan Ir. H. Andi Harmaini (Sekjen Perti). Dari enam di atas, satu orang dari Aceh, satu orang dari Jawa, dan empat lain adalah putra terbaik Sumatera Barat,” ujarnya. (MH)qq