Sumbarmadani.com – Yayasan Senarai Sumatera Barat kembali memperlihatkan konsistensi dan fokus lembaga terhadap penanganan sampah di Kota Padang. Pada hari Kamis (10/11), yang bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, bersama dengan Waste Warriors Padang, Yayasan Senarai mengadakan workshop dengan tajuk bedah film “Pulau Plastik” karya kolaborasi dari empat sinema di Indonesia, yaitu Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, dan Watchdoc. Film yang berdurasi lebih kurang 100 menit ini dimulai pemutarannya sejak pukul 17.00 WIB di 1 Nusantara Cafe.
Peserta bedah film hadir dari berbagai komunitas, NGO, dan stakeholder peduli sampah lainnya seperti Yayasan Perahu Nusantara, Travelto Sumatera Barat, Media TVRI, dan Mahasiswa dari berbagai kampus seperti Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang, Universitas Islam Negeri “IB” Padang, dan berbagai kampus lainnya.
Untuk membedah film tersebut, Yayasan Senarai bekerjasama dengan Alina Linke yang merupakan Engagement Global GGMBH dan juga Charlotte Lobensetein, seorang mahasiswa Leibniz Universtat Hannover. Dan untuk memandu diskusi ini, Yayasan Senarai menunjuk salah satu relawan, Adjie Surya Kelana agar bedah film terstruktur dan sistematis.
Aktivitas bedah film berjalan seru dan menarik. Sebanyak 20 orang peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Alina dan Charlotte yang sebelumnya telah menginisiasi berdirinya komunitas Waste Warriors Padang menyampaikan bahwa dirinya sangat prihatin sejak pertama kali masuk ke Indonesia dan juga ditambah dengan saat menonton film dokumenter tersebut. “Saya sangat sedih, apalagi melihat hewan-hewan di laut pun menjadi korban dari perilaku buruk kita bersama yang selalu menjadikan laut sebagai tempat pembuangan sampah,” sampai Alina.
Selain itu, Charlotte juga menyampaikan bahwa dirinya menyadari sangat tidak mudah untuk memperbaiki kondisi ini semua. “Mesti ada gerakan bersama, kita tidak bisa bergerak sendiri-sendiri untuk mengentaskan persoalan ini, gerakan berbasis komunitas untuk mengingatkan seluruh aspek, baik itu masyarakat, pemerintah, maupun turis harus terus digerakkan,” ungkap Charlotte.
Para penonton yang hadir juga mengungkapkan kegelisahan masing-masing melihat kondisi sampah plastik yang ada saat ini. Berbagai upaya untuk membersihkan kawasan Kota Padang sudah sering dilakukan, akan tetapi masih belum ada progres besar yang hadir. “Kita tetap harus bersabar, tidak bisa gegabah menyelesaikan persoalan ini, jangan sampai kita menghadirkan solusi tapi menghadirkan masalah baru,” ucap salah seorang peserta.
Setelah menonton film dokumenter “Pulau Plastik”, para peserta bersepakat untuk bergabung bersama-sama dengan Komunitas Waste Warriors Padang. Yohan Fitriadi selaku perwakilan Yayasan Senarai Sumatera Barat mengonfirmasi bahwa kedepan akan dilaksanakan pertemuan lanjutan untuk membahas gerakan sosial menuju Padang tanpa menggunakan plastik sekali pakai bersama-sama dengan Waste Warriors Padang.