Sumbarmadani.com-Pada hari Sabtu tanggal 18 Juni 2022 dimulai dari pukul 21.00 sampai 23.40 Wib berlangsung acara diskusi Majelis Wilayah (MW) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumatera Barat di Wisma HMI/KAHMI Jl. Hangtuah No. 158 Padang.
Pembukaan secara formal disampaikan oleh Agustian Piliang (Sekretaris Majelis Wilayah Kahmi Sumatera Barat) yang beliau memoderatori kegiatan tersebut.
Setelah dibuka oleh Sekretaris Wilayah langsung diberi kesempatan kepada Abanganda Fauzan Zakir selaku Presidum Kahmi Sumbar. Beliau menyampaikan, “bahwa kehadiran Abangda Manimbang merupakan kehormatan dan kebanggan dari kita Majelis Wilayah Kahmi Sumatera Barat. Semoga nantinya beliau dapat berdiskusi dan bercerita panjang dengan kita Semua.” Tutup beliau.
Berselang setelah itu, dilanjutkan oleh Sekretaris Jendral (Sekjen) Majelis Nasional (MN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Abangda Manimbang Kahariady.
Beliau mengawali dari, “Q.S Al-An’am ayat 99 bahwa kehidupan ini seperti falsafah pohon, akarnya menancap kuat, pohonnya berdiri kokoh, dan buahnya bisa dinikmati bersama. Dan sungguh, hal demikian membuat hati orang-orang kufur sakit.”
Setelah itu, Abangda Sekjen MN KAHMI menyampaikan, ada 3 hal penting yang harus kita siapkan:
1. Konsolidasi potensi. Artinya seluruh potensi yang ada mesti dijaga dan dirawat silaturrahminya. Agar silaturrahmi terjaga dengan baik mesti dikomunikasikan secara baik.
Selanjutnya, cerdas dan mencerdaskan diri sangat penting bagi kita masuk ke Ranah Minang. Karena kita tau bahwa Minangkabau merupakan tempat lahirnya orang-orang hebat.
Setelah itu, beliau menyampaikan, “Potensi yang integrated. Q.S Ali-Imran ayat 159 yg intinya bahwa “Pemimpin yg demokratis itu seperti nabi Muhammad SAW yang berlaku lemah lembut kepada mereka, jika sebaliknya maka mereka akan menjauhkan diri dari engkau. Maafkan dan mohon ampunan untuk mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka.
Serta menurut Alfarabi karakter pemimpin itu pemberani, akomodatif dan terkualifikasi menegakkan prinsip keadilan.
Serta beliau menyampaikan, “bahwa kita tidak bisa diam, jika Islam dilecehkan dan Ulama dikriminalisasi.
2. Persiapkan langkah taktis untuk hari esok.
Q.S As-Saff ayat 4 “Allah cinta orang berjuang di jalan-Nya secara teratur.
3. Sadar bahwa kita bukan hanya kader umat tapi adalah kader bangsa.
Pada point ini beliau mengambil kata bijak dari seorang filsuf Amerika yang berbunyi “Jika anda ingin melihat loyalitas dari bawah, tunjukan terlebih dahulu dari atas.”
Selanjutnya masuk sesi tanya jawab:
Dari Abangda Afrizal Mutua. Pertanyaannya berkaitan dengan Q.S As-Saff ayat 4 “Apakah ini bisa kita capai atau sebaliknya?”
“Ini pertanyaan dan pikiran yang sangat cerdas, ini yang mesti dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia. Karena persatuan dan kesatuan Bangsa mesti harus dimulai semenjak dari cara-cara yang baik tanpa politik kapitalistik”, Ucap Abangda Manimbang.
Dan di akhir kegiatan moderator menyampaikan, “bahwa kita mesti berbaris secara teratur dan rapi sesuai dengan Q.S As-Saff Ayat 4,” sebut Agustian. (Azn)