Sumbarmadani.com-Ratusan massa aksi di depan kantor DPRD Sumatera Barat tuntut anggota dewan untuk keluar dan turun dari kantor dan mendengarkan tuntutan massa aksi, Senin 11 April 2022.
Salah satu perwakilan massa yang menamakan diri sebagai Revo menegaskan melalui pengeras suara, massa aksi tidak akan mengirim perwakilan untuk bernegosiasi di dalam kantor DPRD
“Kami tidak akan mengirim perwakilan ke dalam. Kami meminta anggota dewan untuk turun,” kata Revo.
Lebih lanjut, Revo menegaskan jika massa aksi terdiri dari berbagai kalangan masyarakat, sehingga wajar apabila tidak semuanya memakai jas almamater.
“Kita tidak atas nama almamater, kita di sini sama, atas nama massa aksi dan tidak semua rakyat memakai almamater. Ini bukan gerakan eksklusif bapak-bapak,” ujarnya.
Ia menyampaikan hal tersebut menanggapi negosiasi dengan pihak kepolisian yang nempermasalahkan tidak semua memakai jas almamater.
“Ada yang mempermasalahkan, kita tidak semuanya memakai almamater,” ujar perwakilan massa lainnya, yang menamakan diri sebagai Lusi.
Setelah negosiasi yang alot, kawat pembatas antara massa dengan kantor DPRD sempat dimajukan hingga massa sempat mundur.
Hal itu mendapat reaksi keras dari massa yang kemudian mendorong kembali pagar kawat tersebut.
Ketua DPRD membacakan secara langsung petisi yang ditulis oleh mahasiswa. Hal tersebut merupakan bentuk kebersamaan antara wakil rakyat dengan rakyat, sampai beliau
Menariknya, Ketua DPRD juga memutuskan setiap poin-poin tersebut bersama dengan massa aksi. Dirinya tidak memutuskan secara sepihak, melainkan merekayasa lapangan aksi layaknya sebuah tempat musyawarah. Akhirnya Ketua DPRD bersama masyarakat Sumbar menyepakati seluruh tuntutan. (ASK)