Sumbarmadani.com- Tradisi ikan larangan, yang menjadi cara unik dan efektif dalam menjaga ekosistem di daerah aliran sungai, terus dilestarikan sebagai bentuk kearifan lokal yang dipatuhi oleh seluruh masyarakat. Tradisi ini tak hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga memperkuat silaturahmi antarwarga serta melestarikan budaya leluhur yang sudah berlangsung secara turun-temurun.
Hal ini disampaikan oleh Calon Bupati Pasaman, Drs. H. Mara Ondak, MM, yang didampingi oleh Calon Wakil Bupati Pasaman, Desrizal, SKM, M.Kes, serta beberapa tokoh masyarakat Tigo Nagari dalam acara di Lubuk Sampik Koto Baru pada Kamis (10/10/2024).
Menurut Mara Ondak, tradisi ikan larangan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat, selain sebagai wadah untuk melepaskan hobi menangkap ikan, juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial. “Tradisi ikan larangan ini harus tetap dijaga dan dilestarikan. Ini bentuk kegiatan positif yang harus dipertahankan,” ujar Mara Ondak, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Sekda Pasaman di era Bupati Yusuf Lubis dan Benny Utama.
Ia menambahkan, tradisi ini tidak hanya tentang menangkap ikan, tetapi juga tentang menjaga kelestarian alam dan membangun rasa kebersamaan. Mara Ondak berharap, jika ia dan pasangannya dipercaya memimpin Pasaman, mereka akan memastikan tradisi ini terus berkembang dan hasil ikan larangan bisa meningkat setiap tahunnya.
“Kami berkomitmen untuk mempertahankan tradisi pengambilan ikan larangan yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Pasaman sebagai bentuk kekompakan dan ajang silaturahmi antar masyarakat,” lanjutnya.
Salah satu peserta, Andri, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kehadiran dan dukungan Mara Ondak dan Desrizal, pasangan calon nomor urut 2. “Kami bangga dengan keikutsertaan paslon MODE yang mau berbaur bersama kami. Semoga mereka bisa memimpin Pasaman lima tahun ke depan,” ujar Andri.
Acara pembukaan tradisi ikan larangan ini ditandai dengan pelepasan jala ke sungai oleh Mara Ondak dan Desrizal, yang diikuti dengan antusias oleh warga sekitar. Tradisi ini diharapkan tidak hanya mampu menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal yang mendalam bagi masyarakat Pasaman. (SH)