Sumbarmadani.com-Sejumlah mahasiswa kembali menggelar Aksi Kamisan dalam rangka menuntut komitmen Presiden menuntaskan kasus-kasus HAM. Aksi itu juga dilaksanakan sebagai bentuk pengingat atas banyaknya kasus – kasus di Indonesia terkait Hak Asasi Manusia (HAM) yang belum terselesaikan.
Kegiatan pun berbentuk Aksi Diam, Puisi dan Orasi Ilmiah di ikuti oleh partisipan Aksi Kamisan Bukittinggi.
Dipimpin oleh Koordinator Lapangan Muhammad Ridwan yang dilaksanakan di Pelataran Jam Gadang pada Hari Kamis, 06 Agustus 2022 lalu, tujuan Aksi Kamisan tersebut menurut Koordinator Lapangan, untuk merawat ingatan masyarakat Bukittinggi terkait banyaknya kasus di Indonesia soal HAM yang belum terselesaikan.
Dengan mengangkatkan Tema “Refleksi Tragedi Kemanusiaan dari Masa Lalu Hingga Kini.
“Harapan kita mengenai kasus besar maupun kecil yang berkenaan dengan HAM bisa terselesaikan, dan pemerintah berkomitmen untuk bisa menyelesaikan kasus besar. Contohnya kasus Munir, kasus Semanggi I, Tradi Trisakti 1998 dan kasus hilangnya nyawa 131 yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada 01 Oktober 2022,” papar Muhammad Ridwan, Kamis (06/10) sore.
Aksi kamisan katanya dilaksanakan sebagai aksi tuntutan kepada komitmen Presiden menuntaskan kasus-kasus HAM supaya memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya.
“Tuntaskan dan selesaikan dengan transparan kasus tersebut. Karena dianggap selalu berisik bagi negara, maka di diamkan secara paksa,” tegasnya.
Senada dengan Mantan Presiden Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek yang turut hadir mengikuti aksi kamisan, Andy Riski Pratama, kasus-kasus tersebut Ia menilai sudah tidak luarsa. banyak warga Indonesia yang melupakannya.
Pihaknya hadir ditengah-tengah aktivitas warga Bukittinggi sebagai perpanjangan lidah rakyat yang masih mengingat dan menolak lupa bahwa Indonesia tidak baik-baik saja sampai hari ini.
“Tolong para pemangkuh kebijakan, para pemerintah setempat agar bisa mendengarkan dan mengingat, bahwa masalah tersebut tidak bisa dianggap sepele dan dianggap ringan, karena pencabutan nyawa secara paksa adalah sebuah kebatilan,” Andy Riski Pratama menerangkan.
Aksi Kamisan juga menyatakan sikap :
1. Meminta kepada aparatur negara untuk tidak melakukan tindakan kekerasan kepada Masyarakat menengah kebawah.
2. Kami menyadari tetap ada kemungkinan kasus atau pelaku pelecehan seksual lainnya. Dan kami berharap kerjasama dari seluruh elemen masyarakat dan pihak berwenang dalam penuntasan kasus pelecehan seksual dan LGBT.
3. Tuntaskan kasus pelanggaran HAM
4. Usut tuntas penembakan gas air mata brutal di ruang terkunci padat manusia adalah pelanggaran berat.
Aksi Kamisan biasa dilakukan mahasiwa pada bulan Oktober, Aksi Kamisan akan berlanjut tiap minggu nya di Kota Bukittinggi tepatnya pada setiap hari Kamis.
Pewarta : Andyrezky
Editor : L.F