Oleh: Mikhail Nugraha, SH. Kabid Ideologi dan Politik IPTI Kabupaten 50 Kota
Sumbarmadani.com-Secara umum Istilah kata dies natalis sudah tidak asing lagi bagi kita dalam dunia akademisi. Bahkan belakangan, Kampus dan Organisasi Islam memperingati hari berdirinya dengan Diksi Dies Natalis.
Namun meski demikian, saya sebagai salah satu kader organisasi Islam merasa ada yang ganjal, seolah ada penjajahan melalui pemilihan diksi dalam memperingati berdirinya sebuah OKP dan Kampus Islam, sebagai contoh Peringatan Himpunan Mahasiswa Islam yang ke-76 satu hari yang lalu, yang memilih diksi Dies Natalis, kenapa tidak diksi Selamat Hari jadi HMI, selamat Ulang Tahun HMI atau diksi selamat milad HMI yang pemilihan diksinya relevan dengan organisasi yang kental dengan Keislaman dan Ke-indonesiaannya.
Sebagai kader umat dan kader bangsa, ada beberapa yang semestinya kita diskusikan, diawali dengan sebuah pertanyaan,, mengenai apa makna Dies Natalis itu?, Bagaimana sejarah istilah Dies Natalis?, serta Tepatkah Diksi Dies Natalis dalam peringatan berdirinya OKP dan kampus bernuansa Islam?
Berdasarkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Dies natalis memiliki arti hari ulang tahun berdirinya suatu lembaga pendidikan tinggi (universitas, akademisi, dan sebgainya), Jadi dies natalis memiliki sinonim dengan anniversary, birthday, milad dan istilah peringatan hari lahir lainnya.
Menurut orang portugis Natal berasal dari bahasa latin “Natalis” lengkapnya ialah “”Dies Natalis solis invicti”. Yang berarti “hari kelahiran matahari yang tak terkalahkan”.
Mengenai sejarahnya, Istilah dies Natalis berasal dari Romawi jaman dulu, dimana masyarakat pra kristiani pada kekaisaran romawi saat itu telah menggunakan istilah tersebut untuk memperingati kelahiran Dewa Surya, bahkan tidak hanya berhenti disitu, pengertian ini dihubungkan pula dengan penyembahan kaisar sebagai Dewa matahari.Kaisar (abad ke-3) menetapkan perayaannya pada 25 desember, demi kehormatannya sendiri sebagai ‘tuhan”. Hari ini lalu di kritenisasikan sebagai “dies natalis” Yesus Kristus sebagai matahari kebenaran, Terang Dunia yang sebenarnya, raja Alam Semesta, Tuhan yang sanggup turun dari tahtanya.
Sampai sekarang, di hari itu banyak yang pergi ke gereja untuk mengikuti perayaan keagamaan khusus. Selama masa Natal, mereka bertukar kado dan menghiai rumah mereka dengan daun holly, mistletoe, dan pohon natal.
Dan perlu kita ketahui bahwa adapun mengenai tanggal kelahiran Yesus yang dimaksud itu, sesungguhnya sejaraan tidak memiliki data yang cukup akurat dan valid, sehingga dikalangan kristiani terbagi empat versi dalam memperingati hari natal Yesus kristus, jadi bagi umat kristiani peringatan natal lebih merupakan sikap iman, bukan penetapan jam, hari dan tanggal. Disitu ada unsur aproksimasi.
Dengan demikian, setelah kita diskusikan mengenai asal kata dan sejarahnya, semestinya sebagai akademisi, kita mesti paham betul makna sebuah kata agar diksi yang dipilih tidak membuat tumbuh polemik-polemik di tengah kita yang berada dalam nuansa Islam.
Disamping itu, yang juga perlu kita cermati seksama bahwa bahasa yang tumbuh itu dari konteksosial yang berbeda, masing-masing punya rasa dan makna yang juga berbeda, kita perlu mengkaji setiap diksi dengan tepat dan benar, bukan hanya sekedar ingin memakai diksi yang terdengar agak estetik.