Sumbarmadani.com- Meskipun belum ada yang menyinggung secara jelas dan tegas, namun dapat dikatakan bahwa ‘gairah politik’ yang dimiliki rang piaman sedang manggaliek. Hal ini dibuktikan dengan terpilihnya dua orang legislator untuk DPR RI, yakni: Ajo Arisal Aziz dari PAN dan Uniang Cindy Monica Salsabilla Putri Setiawan dari NasDem. Bahkan, dalam Pemilu yang digelar beberapa waktu lalu juga terpilih Ajo Jelita Donal, atau yang akrab disapa dengan panggilan Ustadz Jel Fethullah sebagai Senator mewakili Sumatera Barat untuk DPD RI. Dua perwakilan parpol dan satu perwakilan kedaerahan lebih dari cukup untuk menegaskan galiek politik rang piaman laweh, baik di kancah politik lokal Sumatera Barat maupun tingkat Nasional.
Istilah galiek yang dalam Bahasa Indonesia – geliat – merupakan sebuah kosa kata kerja, yang menggambarkan aktifitas meregang-regangkan anggota tubuh atau badan. Biasanya, seseorang menggeliat apabila baru saja bangun dari tidur, meskipun tidak jarang juga manggaliek terjadi pada saat sedang tidur. Sementara bila digabungkan dengan kata politik akan menjadi sebentuk idiom, yang menggambarkan aktifitas baru bangun alias terjaga dari kondisi tidur berkaitan dengan politik. Semoga saja definisi yang dibangun ini tidak sesuai dengan kondisi rang piaman laweh setelah sekian lama (ter)tidur, dan tidak sadarkan diri sehubungan dengan potensi, masalah, atau masa depan dirinya.
Bila dibandingkan pemilu yang diselenggarakan kemarin dengan yang sebelum-sebelumnya maka, torehan yang berhasil dicapai rang piaman laweh dalam pemilu kali ini merupakan salah satu yang terbaik. Pasalnya, dalam hitungan saat ke depan juga akan dilaksanakan Pilkada secara serentak, sebagai kelanjutan rangkaian politik tahun ini termasuk di daerah Sumatera Barat. Berdasarkan pergunjingan dari sejumlah media massa disebut nama salah seorang putra terbaik Piaman lainnya, yang akan maju berkontestasi atas nama Amril Amin untuk wilayah Kota Padang. Aciak Amril Amin saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Ketua PKDP Kota Padang, serta Owner dari swalayan Aciak Mart.
Kota Padang dapat disebut sebagai barometer politik untuk tingkat lokal di Sumatera Barat. Apabila dapat menjadi pemimpin di daerah yang identik dengan tapi lauik – taplau ini, maka untuk menapaki gelanggang politik lebih besar terbuka lebar. Walaupun tidak mesti linier dengan memimpin di daerah berjuluk sebagai Kota Bingkuang itu memiliki asa yang cerah, namun setidaknya seperlima Sumatera Barat sudah berada dalam genggaman tangan. Artinya, hanya butuh empat atau lima daerah lain yang setara, atau hampir menyetarai Kota Padang untuk melenggang berdinas di Rumah Bagonjong. Apalagi untuk saat ini Sumatera Barat yang direpresentasikan oleh Kota Padang, sudah banyak mengalami pembenahan dari segala aspek.
Memperhatikan tanda-tanda alam perihal geliat politik rang piaman laweh di atas tadi, menimbulkan pertanyaan tersendiri: Apakah yang hendak dipaiyo-iyokan rang piaman laweh berkaca pada situasi dan kondisi tersebut?. Meskipun terlalu tendesius rasanya untuk berspekulasi bahwa rang piaman laweh telah memiliki agenda-agenda politik, karena terpilihnya beberapa orang aktor politik yang berasal dari Piaman. Namun alangkah baiknya untuk manyilau-nyilau Piaman terlebih dahulu, sebelum membangun anggapan telah tercipta konsensus terselubung dalam masyarakatnya. Juga agar tidak muncul sikap bingik-mambingik atau kagadang-gadangan, di antara kita sesama warga Sumatera Barat atau urang awak.
Urang awak baik yang ada di ranah maupun rantau hendaknya juga dapat mengapresiasi, capaian prestasi yang mampu ditorehkan oleh rang piaman laweh dalam momentum politik kemarin. Dua aktor politik perwakilan parpol maupun satu orang senator perwakilan daerah tadi secara mendasar sama-sama bisa diakses urang awak, untuk mengakselerasi kemajuan Ranah Minangkabau tercinta. Meskipun memang saham terbesarnya secara nyata dipegang oleh rang piaman laweh, yang notabene diwakili oleh Kabupaten Padang Pariaman serta Kota Pariaman. Terkhusus urang awak yang berada di Dapil 2 Sumbar, serta enam daerah kabupaten/kota lainnya di Sumatera Barat.
Hendaknya, prestasi dalam bidang politik yang berhasil didapatkan rang piaman laweh tadi, diiringi juga dengan orientasi dalam politik yang konkret untuk satu periode ke depan. Misalnya, pembangunan jalan Tol Padang – Pekanbaru yang melalui beberapa titik di daerah Kabupaten Padang Pariaman secara khusus, mestilah mendapatkan pengawasan yang berasal dari rang piaman laweh sendiri. Pengawasan tersebut pun mesti dikoordinasikan dengan para wakil yang sudah terpilih dalam kontestasi elektoral kemarin, untuk dapat memaksimalkan hasil dari pembangunan yang dilakukan. Karna bagaimanapun yang akan langsung merasakan dampak atau manfaatnya adalah kita semua meskipun dalam prosesnya cukup kontroversil.
Selain itu beberapa kegiatan pembangunan fisik lainnya juga mesti diperhatikan kelanjutannya, seperti: Stadion Utama Sumatera Barat yang berlokasi di Kecamatan Lubuak Aluang maupun Embarkasi Haji yang berlokasi di daerah Batang Anai. Walaupun itu semua berlokasi di Kabupaten Padang Pariaman, rang piaman laweh dimanapun berada mesti pikua-mamikua untuk segera merealisasikannya ke hadapan kita bersama. Proyek-proyek pembangunan fisik atau infrastruktur tadi bukan soal besaran nominal anggaran, ataupun proses manjuluak nya yang mesti diperhatikan tetapi lebih kepada kelanjutan atas dampak dan manfaatnya. Itulah PR yang mesti segera diselesaikan dengan manggalieknya gairah politik rang piaman laweh ini. Wallaahu a’lam bishshawab.
Ditulis oleh: Noval Prasetyo, M.IP (Alumni Magister Ilmu Politik Universitas Andalas/Warga Piaman Laweh)
Tulisan ini sepenuhnya hak milik Sumbarmadani.com