Sumbarmadani.com – Dalam rangka pengembangan kawasan kopi Arabika, Kopi Lasi Reborn di bawah bendera PT perkebunan Kopi Merapi mengadakan kerjasama MOU dengan PT Alko Sumatra Kopi dalam melakukan pengembangan kopi Arabika di kawasan Merapi Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Dalam hal ini, kegiatan yang sudah berjalan hampir satu tahun tersebut sudah mengaktifkan ruang lahan sepanjang 20 Ha kopi Arabika yang sudah tertanam di Nagari Lasi. Dan kedepan, akan ada penambahan areal kembali di sebanyak 100 Ha, bahkan target kedepan bisa lebih hingga 1000 Ha.
Dalam kegiatan ini, PT Perkebunan Kopi Merapi dan Alko mengatakan beberapa kesepakatan di antaranya menerapkan kopi dengan standar GAP dan standar ekspor, melakukan pembangunan data base , penerapan blokchain treacibility , transfer teknologi, dan akses pasar ekspor.
Kegiatan ini di hadiri langsung oleh CEO Alko Sumatra Kopi, Suryono. Beliau mengatakan bahwa “kami akan berkomitmen mendukung pengembangan kopi kawasan Merapi dan siap membuka akses pasar ekspor kedepannya.” Tuturnya.
Perwakilan PT Perkebunan Kopi Merapi yang dipimpin oleh Anton. Dia mengatakan akan siap bekerjasama bersama Alko untuk mengembangkan kopi di kawasan Merapi Agam dengan standar dan teknologi blokchain
Kegiatan ini terselenggara berkat hasil inisiasi bersama masyarakat dan tokoh di Nagari Lasi untuk mengembangkan kopi di kawasan lereng Gunung Merapi.
Sementara itu, Rinal Wahyudi yang merupakan salah seorang insiator pengembangan kopi di Lasi sangat optimis program ini dapat berjalan lancar, sehingga kedepan kawasan Merapi kembali lagi sebagai penghasil kopi terbesar di Sumbar .
Direktur operasional Alko, Pebriyansah juga menjelaskan bahwa kawasan kaki gunung Merapi memiliki jenis tanah vulkanik dari gunung yang sangat subur dan memiliki ketinggian 1000-1600 mdpl dengan tanah yang sangat gembur. “Jenis tanah ini sangat cocok di kembangkan sebagai perkembangan kopi Arabika, dalam hal ini varietas dari Gayo yang dikembangkan di kawasan ini, apalagi kawasan Merapi sangat indah bisa menjadi kawasan edukasi dan agrowisata kopi di Sumatera Barat”, ujarnya .
Pada kesempatan ini, advisor dan penasehat Alko, Musnadir Moenir juga turut hadir dan memberikan motivasi kepada petani untuk terus semangat mengembangkan perkebunan kopi. ” Kopi merupakan tanaman konservasi yang dapat menjaga keberlangsungan alam , dengan kopi kita dapat merawat alam dan menghasilkan peningkatan ekonomi bagi masyarakat, tegas nya.
Kegiatan ini kedepannya akan melakukan percepatan perluasan kawasan dan penerapan teknologi budidaya, pasca panen, serta pemasaran kopi.
Teknologi blokchain treacibility akan di terapkan pada kopi Lasi untuk mendukung informasi supply chain dari petani, produsen dan costumer. Hal ini dilakukan untuk memiliki nilai tambah yang dapat memberikan efek positif bagi semua pihak untuk pengembangan kopi. Alko sendiri sudah hampir 3 tahun menerapkan teknologi blokchain untuk pemasaran kopi ke Eropa, Amerika, Jepang Malaysia dan Mesir sebagai upaya bersama memberikan informasi sumber kopi yang langsung dari petani.
“Sehingga petani menjadi bagian penting pengembangan kopi, selain itu teknologi blokchain juga sebagai bagian penting costumer di luar negeri untuk mengetahui siapa petani dari kopi yang mereka minum”, ungkap Pebri.
Alko sendiri sudah melakukan pengembangan kopi di beberapa kawasan di Sumatera Barat seperti, Solok dan Solok Selatan yang mana hasil kopi nya sudah di ekspor langsung oleh petani yang berasal dari kedua daerah tersebut.
“Kita berharap, kawasan Timur Sumatera Barat menjadi bagian penting pengembangan kopi di kawasan kaki gunung Merapi Kabupaten Agam, Sumatera Barat” tutup Pebri. (ASK)