Sumbarmadani.com-Pada bulan ini, umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah puasa (saum). Puasa Ramadan merupakan salah satu dari rukun Islam. Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu mendapati bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur – al-baqahah : 185).
Menunaikan ibadah puasa Ramadhan merupakan bentuk ketaatan seorang Muslim kepada Allah swt. Akan tetapi, puasa tidak saja berbicara soal hubungan antara hamba dengan Tuhannya, melainkan juga bagaimana dengan puasa yang dijalani selama satu bulan penuh ini bisa menumbuhkan sekaligus memperkokoh solidaritas sesama Muslim, bahkan selain meningkatkan keimanan dan ketaqwaan juga bisa jalan untuk meningkatkan ekonomi secara berkah tanpa menyampingkan kegiatan ibadah selama bulan ramadhan.
Puasa yang kita jalani selama bulan ramadhan ini, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari tidak saja untuk menahan lapar dan dahaga. Jika di lihat dari syarat dan rukunnya sudah terpenuhi, puasa sudah sah. Tetapi ibadah yang baik adalah ibadah yang selain memiliki dampak positif bagi diri pribadi juga mempunyai pengaruh bagi lingkungan sekitar,
Dalam haditsnya Rasulullah saw bersabda, Artinya, “Siapa yang memberi makanan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka, maka baginya pahala seperti orang puasa tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala orang puasa tersebut.”(HRat-Tirmidzi).
Hadits di atas mendorong seseorang agar mau bersedekah dengan memberi makanan atau minuman kepada sesama Muslim untuk berbuka puasa. Pahala yang diperoleh pun tidak tanggung-tanggung, yaitu mendapat nilai sepadan dengan orang yang melaksanakan puasa. Ini merupakan bukti bahwa dalam ibadah puasa terdapat solidaritas sosial yang sangat tinggi. Sehingga, jika berbicara makanan dan minuman maka akan ada kegiatan ekonomi yang di laksanakan dalam bulan puasa ini, termasuk juga dengan peningkatan konsumsi masyarkat terhadap permintaan untuk berbuka dan sahur. Tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat selama bulan Ramadhan menjadi suatu peluang bagi para pelaku ekonomi di masyarakat khususnya di Indonesia, dan bisa kita amati kegiatan ekonomi ini tidak hanya berfokus di kota kabupaten atau kota besar saja, akan tetapi mulai dari desa atau perkampungan, dimana kita melihat di setiap pinggir jalan mayoritas sudah berjualan untuk kebutuhan berbuka dan sahur.
Bulan penuh kemuliaan dan keberkahan ini maka tidak hanya keberkahan di dalam menuai pahala, namun banyak keberkahan lainnya. Puasa ditinjau dari aspek ekonomi, maka Ramadhan memberi keberkahan ekonomi bagi para pedagang dan pelaku usaha lainnya. Bulan suci Ramadhan yang sedang kita jalani adalah bulan yang penuh dengan kemuliaan, keagungan, dan keberkahan. Sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Telah datang bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Wajib bagi kalian puasa di bulan itu, pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka dan ditutup pintu-pintu neraka, dan setan dirantai. Pada bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Barang siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya, maka terhalanglah ia” (HR Ahmad, Nasa’i, dan Baihaqi).
Keberkahan itu di samping berkaitan dengan penguatan aspek ruhiyah orang yang berpuasa, seperti kejujuran, keikhlasan, ketaatan, serta kesabaran, juga memiliki dampak ekonomi umat yang sangat besar. Ramadhan secara tidak langsung membawa berkah ekonomi di samping berkah spiritual apalagi dalam masa Covid-19 yang mulai ada kelonggaran kegiatan berkumpul karena penurunan kasus yang berbeda dengan 2 kali ramadhan sebelumnya. Kelonggaran itu membuat tradisi kaum muslimin berjalan lebih baik pada ramadhan ini seperti Buka Bersama dan berjualan di pinggir jalan layaknya jualan dadakan, dan adanya ngabuburit keliling untuk mencari bukaan dimana kegiatan ini menimbulkan kegiatan ekonomi yang meningkat pada bulan ramadhan.
Pertama, Gairah ekonomi: Secara ekonomi, Ramadhan memberi keberkahan dan gairah luar biasa. Pada bulan yang berkah ini para pedagang mendapat untung besar. Ini terjadi karena meningkatnya daya beli masyarakat dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Masyarakat sangat antusias dengan kedatangan Ramadhan. Mereka menyambutnya dengan gembira, mempersiapkan bekal untuk berbuka puasa dan sahur dengan menu yang istimewa, dan melakukan berbagai aktivitas tarhib Ramadhan. Kedua, Meningkatkan komsumsi : Pada saat berada dalam bulan Ramadhan, kegiatan berbagi jenis makanan dan minuman untuk berbuka puasa sangat di anjurkan sesuai hadist Rasullullah SAW Seperti diatas , makanan dan minuman dijual sepanjang jalan pada sore harinya sebagai pesiapan untuk berbuka puasa akibat dari permintaan yang banyak. Bahkan ada makanan dan minuman yang tidak ada dijual pada bulan lainnya di bulan ramadhan ini sangat laku dan incaran orang yenga berbuka puasa sebagai contoh Toge panyabuangan (makanan khas ketika berbuka puasa) . Pemandangan dan nuansa seperti ini seakan sudah menjadi tradisi khas masyarakat kita pada setiap bulan Ramadhan selain aktivitas ibadah lainnya. Tentu, secara materil keberkahan Ramadhan ini sangat dirasakan oleh para pedagang khususnya. Kegiatan ini juga otomatis meningkatkan konsumsi dengan banyak permintaan dari masyarakat dengan kebutuhan mereka saat berbuka dan sahur.