Sumbarmadani.com – Kelompok aktivis perempuan muda yang berasal dari Organisasi Kepemudaan di Sumatera Barat memperlihatkan solidaritasnya kepada masyarakat Jorong Pigogah Pati Bubur, Nagari Air Bangis yang berunjukrasa di Kota Padang.
Kamis (3 Agustus 2023) Malam, sehabis shalat Isya, perempuan-perempuan yang berasal dari KOHATI, GMKI, PII, dan PMKRI Wilayah Sumatera Barat melakukan trauma healing kepada anak-anak peserta aksi penolakan usulan Gubernur terkait PSN di Air Bangis, Sumatera Barat.
Dalam kegiatannya, para aktivis perempuan ini melakukan berbagai ice breaking dan games untuk anak-anak guna mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan, panik, stres, dan gangguan lainnya akibat mengikuti demonstrasi yang sudah masuk hari ke-4.
Ghita Ramadhayanti selaku Ketua Umum KOHATI Badko HMI Sumatera Barat menyampaikan bahwa ide kegiatan bersama ini datang dari para pimpinan organisasi pemuda perempuan di Sumbar.
“Selain mendukung dan memastikan keselamatan serta keamanan kaum ibu-ibu di lapangan aksi unjuk rasa, kami juga berkepentingan untuk memastikan anak-anak disini mendapatkan pengalaman membahagiakan disaat orang tuanya masih berjuang,” sampai Ghita.
Selain itu, Ghita juga menambahkan bahwa dengan adanya trauma healing, keceriaan anak-anak dapat kembali setelah mengembalikan keceriaan anak-anak yang selama 4 hari belakangan selalu kaget dengan kondisi yang dilihatnya.
Selain itu, Selta selaku Ketua Umum PMKRI Cabang Padang sangat bahagia dapat berbagi senyuman dan kedamaian dengan anak-anak peserta aksi. Menurutnya, kebahagiaan anak-anak adalah unsur utama yang harus diprioritaskan pada peristiwa aksi berturut-turut ini.
“Syukurnya, adek-adek ini sangat percaya kepada kami sebagai kakak-kakaknya yang akan membantu dan melindungi mereka, sehingga agenda trauma healing ini dapat berjalan lancar,” sampainya.
Di sisi lain, Ketua Demisioner GMKI Kota Padang, Tessa Natasya, menyampaikan adanya kegiatan ini merupakan komitmen OKP Perempuan di Sumatera Barat untuk selalu peka dan responsibel dalam melindungi perempuan dan anak-anak.
“Fokus kajian yang kita bahas adalah perempuan dan anak-anak, maka, disaat kita melihat banyaknya ibu-ibu dan anak-anak yang sangat menyedihkan kondisinya ketika berada dalam barisan massa aksi, tentu itu langsung jadi masalah bagi kita,” ucap Tasya.
Dan juga, Bendahara Umum PW PII Sumbar, Chairun Nisa menyatakan bahwa kemanusiaan adalah landasan perjuangan ideologis bagi para aktivis yang harus selalu diperjuangkan.
“Kedatangan kita kesini dilandasi respon bathin melihat ada orang-orang yang membutuhkan support moril disini, apa yang dibutuhkan anak-anak disini, kita janji akan dicarikan solusinya,” ungkap perempuan yang akrab dipanggil Cae ini.
Selain trauma healing, acara ini juga dibarengi dengan berbagi makanan dan minuman dan berbagi buku dengan anak-anak peserta aksi. Aktivis-aktivis muda perempuan ini membawa makanan ringan, makanan langsung santap, susu, vitamin, buah-buahan, dan lain-lain.
“Dikarenakan keterbatasan materil, semoga bisa membuat mereka ceria dan menganggap kami sebagai kakak-kakak mereka,” ungkap salah satu perwakilan aktivis muda perempuan Sumatera Barat ini.
Acara yang dilaksanakan di dekat kolam Masjid Raya Sumbar ini menarik perhatian dan simpatik dari orang-orang yang melihat. “Bahkan, ada yang datang langsung ke lokasi sambil membawa bantuan tambahan makanan karena terharu melihat anak-anak masih bisa senyum ceria disaat kondisi sangat sulit bagi orang tuanya,” ungkap Ghita Ramadhayanti.
Orang tua dari anak-anak yang juga turut membersamai acara ini di belakang anak-anaknya mengucapkan terimakasih kepada aktivis-aktivis muda perempuan ini yang sangat peduli terhadap anak-anak mereka. Mereka berharap agenda ini dapat terus dilakukan selama mereka masih berada di Kota Padang.