sumbarmadani.com -Seni rupa nusantara merupakan bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di daerah masing-masing di seluruh wilayah yang mencakup Indonesia. Beragam bentuk kesenian nusantara tumbuh hasil dari budaya masyarakat di wilayah yang sesuai dengan adat istiadat serta kondisi lingkungan yang di tempatinya. Bentuk karya seni rupa di setiap daerah tidaklah sama, semua memiliki ciri khas yang berbeda-beda di setiap daerah. hal ini tentu saja di karenakan karya seni Rupa yang di hasilkan merupakan bentuk dari pengolahan gagasan, teknik, media serta keahlian dari masyarakat yang membuatnya, dan tidak tercampur oleh pemikiran dari luar karena di waktu lalu tidak ada media yang memudahkan untuk melihat dunia luar yang nan jauh. Akan tetapi walau bentuknya sangat beragam, masih bisa menikmati keindahan beragam karya seni rupa daerah tersebut.
Sebagai bentuk pelestarian budaya senirupa nusantara salah salah langkah pemerintah yang di lakukan adalah dengan memasukan pelajaran senirupa dalam mata pelajaran yang ada dalam kurikulum pendidikan, yaitu mata pelajaran senibudaya, mata pelajaran tersebut di ajarkan pada tingkat SD, SMP, SMA/SMK.
Dalam mata pelajaran senibudaya pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas, salah satu materi yang di ajarkan adalah melukis, sebelum peserta didik melakukan kegiatan melukis tentunya terori-teori dasar dalam melukis harus di pahami, karena dengan memahami terori dasar makan proses kegiatan melukis dapat berjalan dengan baik. Salah satu teori yang harus di pahami Oleh pesertadidik adalah teori warna.
Warna Primer
Dalam pencampuran warna untuk melukis, aturan mendasar yang harus dipahami bahwa 3 warna bisa dibuat dengan cara mencampur warna. Mereka adalah merah, biru dan kuning, yang dikenal dengan warna primer.
Jika kita mencampur dua warna primer, maka kita akan membuat warna sekunder. Mencampur biru dengan merah akan menghasilkan warna ungu; merah dan kuning menjadi jingga; kuning dan biru menjadi hijau.
Corak yang tepat untuk warna sekunder yang kita campur tergantung pada merah, biru atau kuning mana yang digunakan dan proporsi saat mencampur mereka. Jika kita mencampur ketiga warna primer, maka kita akan mendapatkan warna tersier.
Tentu saja ada variasi lain dari warna primer, seperti biru cobalt, ultramarine, merah cadmium, kuning cadmium dan sebagainya. Tapi secara umum, warna-warna ini masih bisa digolongkan sebagai warna primer.
Warna hitam dan putih juga nggak bisa dibuat dengan mencampurkan warna, meski nggak bisa digolongkan sebagai warna primer juga, karena mereka nggak bisa digunakan untuk pencampuran warna.
Warna-Warna Hangat dan Dingin
Setiap warna memiliki bias tertentu yang biasa disebut dengan hangat dan dingin. Dan merupakan elemen pentng dalam proses pencampuran warna karena bisa memengaruhi hasilnya. Sebagai kelompk, merah dan kuning dianggap sebagai warna-warna hangat sedang biru dalam warna yang dingin. Tapi jika membandingkan warna merah yang berbeda (atau biru atau kuning), kita bisa melihat ada berbagai versi hangat dan dingin pula untuk setiap warna. Sebagai contoh, merah cadmium jelas lebih hangat dibandingkan alizarin crimson (meski mungkin akan lebih hangat dibandingkan biru misalnya).
Warna Sekunder
Warna sekunder yang didapat tergantung akan proporsi saat pencampuran warna primer. Warna yang didapat juga tergantung pada warna primer yang kita gunakan. Sebagai contoh, apakah biru prussian atau ultramarine yang akan dicampur dengan merah cadmium? Buatlah grafik warna dari warna-warna primer yang telah dicampur serta perkiraan khisaran proporsi setiap warna. Ini akan menjadi sebuah referensi sampai kita bisa mencampur warna sendiri tanpa perlu bantuan lagi.
Yang perlu diingat, proporsi masing-masing warna yang dicampur adalah penting. Jika satu warna cenderung lebih dominan ketimbang warna yang lain, maka akan terefleksikan dalam warna sekunder yang dihasilkan. Contoh, jika mencampur lebih banyak merah ketimbang kuning, maka akan dihasilkan warna jingga yang kemerah-merahan. Jadi, penting untuk melakukan eksperimen pencampuran warna untuk mencatat pencampuran apa saja yang telah dilakukan serta apa hasilnya.
Warna Tersier
Cokelat dan abu-abu mengandung ketiga warna primer. Mereka diciptakan dengan mencampur entah 3 warna primer atau sebuah warna primer dengan warna sekunder. Dengan memvariasikan proporsi warna yang hendak dicampur maka kita akan bisa membuat warna tersier yang berbeda-beda.
Untuk menghasilkan warna-warna tersier yang diinginkan tentu saja sekali yang diperlukan adalah eksperimen dalam mencampur berbagai warna. Tapi harus diingat, jika kita mencampur terlalu banyak warna, maka hasilnya akan terlihat kurang bagus. Setelah peserta didik memahami teori warna maka tahapan melukis dapat dilakukan.
Dalam Kontek pembelajaran melukis pada mata pelajaran senibudaya pada sekolah menengah atas tentunya seorang pendidik harus mencari metode, cara yang baik supaya peserta didik dapat memahami materi yang di sampaikan . adapun cara yang bisa dilakukan oleh pendidik/guru adalah
- Merancang bahan ajar yang menarik supaya dapat menarik minat peserta didik itu sendiri
- Melakukan pembelajaran yang inovatif, bervariasi dan tidak menoton sehingga Peserta didik tidak cepat bosan.
Media Pembelajaran dirancang semenarik mungkin sehingga Peserta didik tidak bosan,diantaranya Menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek yaitu project based learning(PJBL),
Made Wena (dalam Lestari, 2015: 14) menyatakan bahwa model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri.
Selain itu menggunakan metode demonstrasi berbasis video prosedur berkarya yang disajikan dengan metode praktek terbimbing dengan menayangkan karya-karya lukisan peserta didik sebelum nya dengan mempergunakan proyektor dan juga memperlihatkan lansung karya lukis seniman-seniman sebagai bahan perbandingan dan motifasi bagi peserta didik.
Dengan performa, komunikasi yang baik dan terstruktur sangat mempengaruhi minat belajar peserta didik.selain itu melakukan praktek mengajar terbimbing ketika menemukan peserta didik yang mengalami kendala selama proses melukis dimulai sampai selesai.
Selama praktek melukis atau prose pembelajaran berlansung peserta didik juga diharapkan dapat saling berdiskusi dan membantu memberikan bimbingan kepada peserta didik lainnyateman sebaya ( tutor sebaya). Dengan telah menerapkan strategi ataw cara dalam proses pembelajaran di atas di harapkan meningkatnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran praktek melukis pada mata pelajaran senibudaya.(**)
Penulis : MAIYUSEFLI R, S.Pd
GURU SMAN 2 TANJUNGPINANG