Sumbarmadani.com-Setiap tahun ikan karamba yang berada di Danau Maninjau secara massal mengalami mati secara mendadak, dari catatan yang ada sepanjang tahun 2017 sudah lima kali kejadian ini terjadi.
Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Nasrul Abit mengatakan, saat ini pemerintah mempunyai sejumlah metode yang akan diambil guna menuntaskan persoalan yang terjadi Danau Maninjau.
“Beberapa waktu yang lalu kita telah melihat kondisi Danau Maninjau, di sana ada sebuah pulau dan kita sudah upayakan bagaimana pulau tersebut menjadi tempat relokasi pembuangan sedimen yang mengenandap di dasar danau,” ujar Nasrul Abit di Padang, Senin, (30/7)
Kata Nasrul, pulau tersebut bisa menjadi alternatif tempat pembuangan pakan ikan yang telah lama menumpuk di dasar danau, ini akan dikaji oleh Dinas PU, nanti jika Amdal selesai tahun 2019 sudah mulai memindahkan material sedimen ke pulau kecil tersebut.
Lebih lanjut, Nasrul menyebutkan bahwa, sebelumnya pemerintah berencana melakukan pengerukan dasar danau untuk mengangkat material sedimen, namun ini membutuhkan dana yang cukup besar.
“Makanya ada opsi bagaimana pembuangan sedimen dilakukan di pulau kecil yang berada di tengah-tengah danau, nantinya pulau kecil tersebut juga akan direklamasi,” ujar Nasrul Abit
Sebelumnya, Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria mengungkapkan bahwa penyelamatan Danau Maninjau tergantung kepada pemerintah pusat, lantaran dana Pemkab Agam tidak mencukupi
“Untuk alat pengerukan ukuran mini bisa menghabiskan dana mencapai 60 hingga 80 miliar belum lagi biaya yang dibutuhkan untuk penggerukan sedimen menghabiskan biaya sekitar Rp 2,7 triliun,” ujar Farhan
Selain itu, ia menyebutkan bahwa, saat ini pemerintah dibantu oleh masyarakat membuang bekas-bekas jaring karamba yang sudah rusak di Danau Maninjau, “Namun tidak bisa juga dipungkiri masyarakat setempat masih ada juga yang membuat keramba baru di Danau Maninjau,” sebutnya, (*JRU)