Sumbarmadani.com – Senarai Training Center (STC) sukses gelar Pelatihan Aktivis Lingkungan dengan tema “Economic Circular & Zero-Waste Management” pada hari Jum’at-Sabtu (2-3/9) di Sekretariat Yayasan Senarai Sumatera Barat, di Ujung Gurun, Padang. Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta yang dibagi kedalam dua metode pelatihan, yaitu 14 orang mengikuti secara langsung di lokasi pelatihan, dan 16 orang lainnya mengikuti via virtual. Total 30 peserta tersebut berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, dan juga ada dari provinsi lain.
Pelatihan yang dibuka langsung oleh Ferry Irawan ini dilaksanakan dalam 6 sesi, diantaranya; Pertama, pemahaman dasar tentang konsep environment dalam isu SDGs; kedua, sampah dan gerakan sosial; ketiga, kondisi lingkungan kota padang saat ini dan ancaman untuk masa depan; keempat, pengklasifikasian dan pemahaman utama tentang sampah; kelima, strategi manajemen zero-waste di Sumatera Barat; dan terakhir, rencana kerja tindak lanjut.
Pelatihan tersebut dipimpin langsung oleh Suharyono, S.E., M.M yang merupakan tutor dan expert SDGs Sumatera Barat. Peran Yono (panggilan akrab) selaku Master of Training dibantu juga oleh Yohan Fitriadi. SHI., M.M dan Adjie Surya Kelana, S.IP sebagai Tim Master of Training yang keduanya juga sudah sering menjadi trainer dalam berbagai pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh instansi-instansi.
Pada acara pembukaan, Ferry selaku Pengurus Yayasan Senarai Sumatera Barat menjelaskan bahwa pelatihan ini diselenggarakan untuk memberikan pemahaman dan menanamkan nilai kecintaan terhadap lingkungan bagi generasi muda di Sumatera Barat. Ferry juga menyambut hangat kedatangan para peserta dan membuka tangan selebar-lebarnya jikalau dari para peserta tersebut nantinya ingin bergerak di Yayasan Senarai Sumatera Barat.
Selanjutnya, pada sesi pertama, Suharyono menjelaskan cikal-bakal hadirnya program SDGs pada saat ini. Suharyono juga menjelaskan tentang beberapa goals dalam SDGs yang berkaitan dengan isu lingkungan, diantaranya; Kota dan Pemukiman yang berkelanjutan; Konsumsi dan Produksi yang bertanggungjawab; Penanganan Perubahan Iklim; Ekosistem Lautan; dan Ekosistem Daratan (Poin 11-15).
Pada materi kedua tentang gerakan sosial, tim STC menghadirkan Mimi Schlueter dari Jerman via zoom meeting. Mimi merupakan promotor kebijakan sister city antara Kota Padang dengan Kota Hildesheim di Jerman. Mimi juga merupakan seorang akademisi di Jerman. Pada materi tersebut, Mimi menjelaskan tentang konsep pengelolaan sampah di Jerman yang sudah berhasil berkat adanya kerjasama yang kuat antar stakeholder, baik itu pemerintah, masyarakat, swasta, dan lain-lain. Mimi yang beberapa waktu lalu sempat di Padang mengatakan bahwa upaya menuju zero-waste harus dimulai dari para individu untuk berkomitmen tidak menghadirkan sampah lagi kedepannya.
Pada materi ketiga, Michell Rohmann yang merupakan expert hydrologist dari Jerman dihadirkan secara langsung ke lokasi pelatihan menjelaskan tentang kondisi sungai di Kota Padang. Michell mengatakan bahwa masalah paling besar di Kota Padang terletak di Batang Arau yang mana saat ini sangat tidak bersih lagi airnya, sehingga akan sangat mudah merusak ekosistem di daerah tersebut. Michell menyebutkan bahwa kebiasaan masyarakat sebenarnya sudah cerdas, akan tetapi fasilitas yang disediakan untuk mengurangi sampah di Kota Padang masih belum bisa menjadi solusi pengurangan sampah di Kota Padang.
Pada hari kedua, STC mendatangkan para praktisi ekonomi sirkular untuk merangsang pengetahuan para peserta agar mampu memahami dan mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular. Praktisi pertama yang dihadirkan adalah Eko Kurniawan, S.T. Eko merupakan direktur utama PT. Ekovisi yang telah lama berkecimpung dalam upaya implementasi zero-waste. Eko menjelaskan baginya sampah harus dikembalikan kepada defenisi awal, yaitu sisa dari aktivitas manusia sehari-hari yang berbentuk padat. Eko mengkategorikan perbedaan sampah dengan limbah untuk memberikan pemahaman kepada peserta bahwa tidak ada sampah yang tidak berguna. Saat ini, Eko sudah menjalankan bisnis maggot dan juga aktif sebagai trainer dan penyuluh pada setiap agenda pengelolaan sampah.
Praktisi kedua yang dihadirkan senarai adalah Syaifuddin Islami. Ilham (sapaan beliau) menyampaikan bahwa saat ini itu sudah mulai banyak orang-orang yang mencoba memanfaatkan sampah sebagai penunjang pemasukan ekonomi. Namun, Ilham juga mengatakan masih belum banyak yang berani untuk berinvestasi besar terkait produk zero-waste ini. Padahal, jikalau dipahami konsep dan konteksnya, maka akan sangat besar peluang dan manfaat yang akan didapatkan. Ilham selain aktif membudidaya maggot, beliau juga aktif membudidayakan produk eco-enzym di Sumatera Barat.
Pelatihan ini diakhiri dengan sesi pembahasan rencana kerja tidak lanjut yang dipimpin langsung oleh Suharyono. Para peserta berkomitmen untuk menjadi aktivis peduli lingkungan dengan menjadi garda terdepan mengurangi populasi sampah di Kota Padang dan Sumatera Barat. Selain itu, kedepannya juga akan dipersiapkan program binaan yang akan ditentukan tempat dan waktunya untuk dilakukan edukasi dan implementasi program zero-waste.