Sumbarmadani.com-Rumah Tahfiz Ahlul Qur’an Assyafani, gelar wisuda akbar ke 1 dengan tema “Menumbuhkan Semangat Generasi Milenial yang Dirindukan Al Qur’an” di jorong Kampung Baru, nagari Gantung Ciri, kecamatan Kubung, kabupaten Solok, Kamis 23 Juni 2022
“Kegiatan ini sebenarnya sudah kami wacanakan dari jauh hari, namun karena kondisi kita yang terhalang Covid-19 yang tidak mungkin mengadakan keramaian maka baru hari ini bisa terlaksanakan. Wisuda akbar ke 1 ini totalnya diikuti oleh 50 orang peserta wisuda tahfiz dan 30 orang untuk peserta wisuda iqra” ujar Basru Bakar, selaku ketua panitia pelaksana.
Semarak wisuda rumah tahfiz Ahlul Qur’an Assyafani, yang diawali dengan arakan keliling kampung ini juga turut dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat dan pemerintah setempat seperti Kemenag kabupaten Solok. Camat Kubung, kepala KUA, Wali Nagari, ketua MUI nagari Gantung Ciri, tokoh masyararakat, para wali santri, remaja mesjid dan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Joni selaku pembina yayasan mengatakan “Hari ini kita telah baralek gadang di Gantung Ciri dengan adanya kegiatan tahfiz akbar, saya sebagai salah satu pembina turut berbangga hati melihat antusiasnya para santri kita dalam membumikan al-qur’an,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Lebih lanjut Joni mengatakan, bahwa cikal bakal rumah tahfiz ini telah dirintis semenjak Agustus 2020 lalu, namun baru dianggap sah sebagai sebuah lembaga pendidikan semenjak maret 2022 ini, setelah mendapatkan izin operasional dan akta notaris .
Di samping bergerak dibidang pendidikan rumah tahfiz Ahlul Qur’an Assyafani, juga bergerak di bidang sosial. Seperti mengupayakan pembentukan tim tanggap bencana yang siap berpartisipasi jika ada bencana di kenagarian Gantung Ciri ataupun di daerah lain. Tim inilah nanti yang akan digerakkan untuk melakukan tindakan. Baik dalam penggalangan bantuan ataupun terjun kelapang langsung jika itu diperlukan. Atau kegiatan berbagi kepada anak yatim dan duafa seperti yang telah mulai digalakkan pada ramadan lalu.
“Untuk bidang pendidikan, selain rumah tahfiz juga akan dibuka TK IT. Awalnya target penerimaan siswa baru kami hanya 20 namun ternyata hingga hari ini ada sekitar 40 santri yang sudah mendaftar. Untuk itu semua pengurus yayasan bersama pemerintah akan mengusahakan pembangunan yang layak untuk menampung para santri,” terang pembina yayasan tersebut lebih lanjut.
Tidak ketinggalan, Dendi salah satu tokoh masyarakat sekaligus anggota DPRD kabupaten Solok yang turut hadir pada acara itu, juga memberikan sambutan hangat atas penggelaran wisuda akbar tersebut.
“Selamat kepada seluruh santri yang diwisuda hari ini. Mengingat betapa penting menghafal Al Qur’an, bagi generasi sekarang. Karena anak yang menghafal Qur’an adalah anak cerdas, anak yang tidak membuang waktu dengan hal yang tidak bermanfaat. Dan ini merupakan langkah yang luar biasa untuk mewujudkan Gantung Ciri menjadi kampung yang Islami,” ucapnya saat mengadiri acara.
Anggota DPRD kabupaten Solok tersebut, juga memberikan dukungan untuk tumbuhnya rumah tahfiz Ahlul Qur’an Assyafani kearah yang lebih baik “Saya akan bantu pendanaan melalui APBD, 2023/2024. Siapkanlah tanah dengan sertifikat yang lengkap. Satu gedung dengan angggaran 200 juta InsyaAllah akan dianggarkan,” Tuturnya
Septa Putra, kasi kesejahteraan wali nagari Gantung Ciri juga mengatakan terimakasih kepada pengurus yayasan yang telah mencetuskan rumah tahfiz Ahlul Qur’an Assyafani.
“Program ini sejalan dengan visi misi pemerintah nagari, “babaliak ka surau” dan dari nagari, Insya Allah siap mendukung seluruh kegiatan untuk mewujudkan generasi Islam pencinta Al Qur’an. Betapa eloknya Gantung Ciri nanti, jika diramaikan oleh para penghafal Al Qur’an,” ucapnya saat mewakili wali nagari dalam kegiatan tersebut.
Tidak hanya itu, merujuk kepada keterangan Suci Andriani sebagai pencetus rumah tahfiz Ahlul Qur’an Assyafani saat ditemui oleh tim sumbarmadani.com. Motivasinya saat memulai kegiatan tahfiz ini diawali dari keprihatinannya terhadap anak-anak di lingkungan sekitar yang sangat rawan dengan kecanduan gadget dan akhlak mereka yang begitu jauh menyimpang dari yang diharapkan.
Sementara generasi seumuran mereka adalah generasi cemerlang yang harus dibimbing dengan budaya al-qur’an. Ditambah lagi dengan kehidupan masyarakat yang belum terlalu acuh dengan Pendidikan yang berbasis hafalan al-qur’an ini. Sehingga dimulailah untuk memantik semangat cinta al-qur’an tersebut dengan membuka privat di kediamannya sendiri.
Rumah tahfiz sederhana yang diawali dengan 4 peserta didik pada tahu 2020 lalu, kini telah berhasil mengumpulkan 164 santri yang berusia dari 5 hingga 12 tahun dengan tingkat hafalan, yang bebeda-beda. Mulai dari 1-4 juz.
“Wisuda seperti ini akan diadakan tiap tahun, sebagai penyemangat para santi dalam meningkatkan hafalan mereka. Namun, pihak pengelola rumah tahfiz ini akan tetap melaksanakan bimbingan hafalan berkelanjutan agar target khusus dari lembaga bisa tercapai. Guna membedakan lembaga ini dengan TPQ dan MDTA pada umumnya” ujarnya saat dimintai keterangan.
Hal inipun selaras dengan ungkapan salah satu wali santri, “Ini adalah salah satu kebanggaan bagi saya, anak saya yang semula hanya hafal beberapa surah saja, hari ini dia sudah bisa ikut wisuda dengan hafalan 1 juz, semoga kedepannya hafalan Fatih bertambah terus” ucap Muldiana, wali dari santri Muhammad Fatih. (**)