Sumbarmadani.com – Mahasiswa/i KKN PPM-48 UIN Imam Bonjol Padang, telah diserahkan oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ke Wali Nagari Talang Babungo pada Selasa (12/7).
“Wilayah yang di kelilingi hamparan perbukitan dan danau itu menjadi tantangan juga bagi Mahasiswa KKN nantinya. Setiap jorong memiliki kualitas berbeda-beda, saya rasa jorong yang dipilih ini cocok untuk mereka,” Ujar Hafizur Rahman didampingi Sekretaris Nagari Ulil Amri yang juga alumni UIN Imam Bonjol Padang di Kantor Camat Hiliran Gumanti.
Mahasiswa/i akan ditempatkan di tiga jorong yang memiliki potensi serta dinamika yang berbeda dan dapat dikembangkan oleh mahasiswa lewat progresnya masing-masing. Berdasarkan data yang di perolah, ada tiga jorong yang bisa dijadikan tempat KKN di antaranya: Jorong Talang Barat, Jorong Taratak Jarang, dan Jorong Bulakan.
“Jorong Talang Barat dikenal dengan jorong lahirnya para tokoh politik. Sedangkan, Jorong Taratak Jarang lebih dikenal dengan destinasi wisatanya”. Sempat viral destinasi wisata pincuran puti di Jorong Taratak Jarang, sehingga menumbuhkan semangat untuk kembali mengembangkan hal serupa disini, tambahnya.
“Sekarang ada objek wisata baru di Kapalo Banda dan Aie Malanca. Aie Malanca dikenal dengan dua air terjun yang ada di dunia, satu di Indonesia yang bertempat di Talang Babungo dan satunya lagi ada di Yunani. Air terjun di Aie Malanca tersebut memiliki 24 tingkat,” ucapnya saat melakukan sosialisasi nagari kepada mahasiswa KKN.
“Daerah ini juga satu-satunya di Sumbar yang mengembangkan teknik pembuatan motif batik dengan Ecoprint dari dedaunan”, tambahnya.
Talang Babungo termasuk nagari yang kerap kali dikunjungi oleh mahasiswa yang hendak melakukan KKN, dan hampir seluruh universitas di Sumatra Barat.
“Yakinlah di Talang Babungo belum ada mahasiswa KKN yang tidak merindukan kembali ke sini, hampir seluruh kampus di Sumbar pernah mengunjungi nagari ini baik itu dalam rangka KKN atau sekedar Studi ke Nagari Talang Babungo,” ucapnya.
Kemudian, nagari tersebut juga memiliki beberapa program khusus dan unggulan seperti setiap jorong harus memiliki satu destinasi wisata, memiliki satu TPA/MDA, memiliki rumah tahfiz, dan sanggar untuk kearifan lokal. “Dengan kehadiran 23 mahasiswa KKN ini hendaknya dapat membantu merealisasikan program nagari nantinya,” pungkasnya.
Ia berharap agar kedatangan mahasiswa/i KKN ini mampu memberikan inovasi dan ide kreatifnya untuk kemajuan nagari, sebab banyak program nagari yang harus dilaksanakan. Dengan berbeda-bedanya kampung asal mahasiswa/i KKN ini, membuat nagari Talang Babungo bisa eksis di luar nagari itu sendiri. (SH)