Sumbarmadani.com-Kabupaten Majalengka menjadi kabupaten yang saat ini di proyeksikan menjadi wajah jawa barat sebagai pusat ekonomi baru pada 10 sampai 20 tahun yang akan datang. Kawasan Industri Metropolitan Rebana merupakan wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon yang di proyeksikan menjadi tulang punggung ekonomi Jawa Barat membawa dampak yang baik bagi kabupaten majalengka, salah satu bentuk nyatanya yaitu adanya bandar udara Internasional Jawa Barat yang semula berfungsi sebagai pusat konektivitas dan logistic, namun pada bulan Oktober 2023 resmi beroperasi melayani penerbangan domestic dan internasional, menjadi gerbang awal untuk Kabupaten Majalengka selangkah lebih maju. Selain itu, pada bulan Juli 2023, Cisumdawu beroperasi penuh, sehingga perjalanan Bandung-Majalengka dapat ditempuh hanya dalam waktu sekitar satu jam. Hal ini akan berdampak secara signifikan pada sektor ekonomi sehingga banyak orang akan datang berkunjung ke Majalengka. Bandara Kertajati akan sangat sibuk ketika tol Cisumdawu beroperasi penuh. Oleh karena itu, pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang mempersiapkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Majalengka, yaitu Aerocity.
Dari besarnya potensi kemajuan ekonomi, masyarakat Kabupaten Majalengka juga harus siap memanfaatkan peluang dan menerima tantangan pembangunan. Terlebih akan ada banyak para perempuan dan ibu rumah tangga di sekitar bandar udara yang terdampak dari pola pembangunan aerocity. Jika tidak dimaksimalkan, dikhawatirkan akan terjadi ketimpangan sumber daya manusia. Maka, selain mempersiapkan pembangunan kawasan Aerocity, Kabupaten Majalengka juga harus mempersiapkan Sumber daya Manusia melalui pendidikan, pemberdayaan dan pelatihan.
Dilihat dari perspektif gender, perempuan dan para ibu rumah tangga sangat rentan terdampak dan terseret jika tidak pandai dalam memanfaatkan peluang pembangunan. Pada era Gender And Development (GAD) ini, seharusnya pembangunan ini menjadi umpan yang baik bagi laki-laki maupun perempuan. Kembali kita ingat bahwa strategi pengarusutamaan gender di Indonesia masih kurang optimal dan efektif dalam penerapannya.
Mempersiapkan masyarakat Kabupaten Majalengka dalam menjawab tantangan pembangunan ekonomi untuk sama-sama bangkit dari kondisi yang memprihatinkan akibat pandemi Covid -19 terkhusus bagi perempuan dan ibu rumah tangga tidak akan maksimal jika tidak adanya political will dan juga analisis ekonomi politik. Political will atau kemauan politik menjadi sangat penting, pemerintah harus punya fokus dan komitmen dalam menangani isu gender equality agar dampak baik pembangunan bisa secara merata terasa baik bagi perempuan dan laki-laki. Selain di tunjang dari pendidikan, pemberdayaan dan pelatihan guna mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan pembangunan, Majalengka juga memerlukan sumber daya manusia yang cakap dalam melihat perkembangan proses kebijakan serta implementasi dan evaluasinya. Akan sulit rasanya menciptakan political will untuk mengoptimalkan implementasi pengarusutamaan gender dalam pemanfaatan pembangunan ekonomi di majalengka, tanpa disertai keterlibatan perempuan secara utuh. Keterlibatan perempuan dalam politik tidak hanya harus tergabung dalam parlemen, namun juga para perempuan diharapkan dapat melek politik agar dapat sama-sama mengawal dan menyuarakan kebijakan secara individu atau kelompok melalui organisasi atau kelembagaan. Maka dari itu, perempuan harus meningkatkan literasi dan lebih banyak terlibat dalam mengawal pengambilan keputusan.