Sumbarmadani.com-Pembawaannya ceria dan positif, begitu kesan yang muncul saat bertemu dengan Tareq Al Bana. Ia seorang mahasiswa, mentor, dan juga pebisnis muda yang saat ini berdomisili di Payakumbuh. Sebagai mahasiswa, Tareq tercatat mengambil magister di dua kampus berbeda dengan Jurusan Ilmu Hadits. Pada tiap akhir pekan, Tareq akan menuju Kota Padang untuk mengikuti perkuliahan di UIN Imam Bonjol. Ia juga mendapat beasiswa dan mengikuti perkuliahan di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir secara online.
Tidak hanya sebagai pembelajar, Tareq juga menjalani hari-harinya menjadi seorang pengajar atau mentor. Sejak tahun 2016, pemuda 26 tahun ini aktif membimbing para siswa SMA yang akan lulus untuk dapat berkuliah ke luar negeri. Hal ini dilakukannya bahkan ketika ia masih menjadi mahasiswa S1 di Universitas Al-Azhar Kairo.
Bersama teman-teman Ikatan Pelajar Minang Internasional (IPMI) yaitu organisasi yang didirikannya, Tareq mengawali memberikan seminar-seminar gratis di berbagai sekolah di Sumatera Barat. Hingga kemudian siswa yang tertarik dapat dibimbing secara lebih intensif untuk mempersiapkan diri melanjutkan pendidikan ke luar negeri. “Selama ini, baik info ataupun bimbingan persiapan kuliah keluar negeri, terbilang minim di Sumatera Barat. Makanya aku mulai dengan seminar-seminar untuk adik-adik SMA,” ujar Tareq.
Selanjutnya pada 2018 Tareq kemudian membentuk tim yang lebih profesional dengan nama “Halo Beasiswa”. Tujuannya masih tetap sama, membantu para siswa di Indonesia khususnya di Sumatera Barat untuk mendapat bimbingan mendaftar kuliah ke luar negeri. Mulai dari bimbingan berkas, bimbingan bahasa dasar, termasuk bimbingan saat mahasiswa sudah berada di negara tujuan kuliahnya.
Saat ini setidaknya Halo Beasiswa sudah memberangkatkan puluhan mahasiswa ke Turki, Tiongkok, dan Yaman. Ke depannya Halo Beasiswa menargetkan lebih banyak negara tujuan kuliah lainnya, seperti Australia, New Zealand, dan lain-lain.
Dengan cita-cita yang dimilikinya, ingin menjadi pendidik, Tareq berharap agar banyak pemuda Sumatera Barat yang dapat menembus dunia dengan visi membawa kebaikan. “Mengirim banyak pemuda untuk berkuliah ke luar negeri merupakan salah satu cara untuk percepatan peradaban,” ujarnya.
Bagaimana tidak, para mahasiswa itu akan lebih ditempa dengan keadaan dan lingkungan yang berbeda dengan yang biasa ditemui. Mulai dari cuaca, karakter dan kebudayaan yang berbeda, sebagian bahkan harus tabah untuk tidak bertemu keluarga bahkan hingga bertahun-tahun. Selain harus lebih adaptif, mahasiswa di luar negeri juga akan ditempa menjadi lebih kreatif salah satunya dengan mendapatkan uang tambahan.
Tidak sedikit mahasiswa Indonesia yang tidak hanya kuliah namun juga membangun bisnisnya di luar negeri, entah itu dari skala kecil hingga skala besar.
Tareq sendiri ketika menjadi mahasiswa di Mesir, pernah berjualan oleh-oleh khas Mesir, membuka jasa pengiriman barang, juga bekerja di kantor setempat menjadi cleaning service.
Pengalaman-pengalaman itu membentuk dirinya hingga kini. Selain itu, dirinya kini tentu juga tak terlepas dari peran dan arahan dari orangtua.
“Orangtua berperan sangat besar. Dulu ketika masih kuliah orangtua pernah bertanya, jika nanti tamat kuliah ingin menjadi apa?”
Tareq saat itu menjawab bahwa ia ingin menjadi pendakwah. Lalu orangtuanya menyarankan, agar jadilah pendakwah yang memberikan amplop, alias senantiasa berzakat dan bersedekah. Hal itu, salah satu bisa dicapai dengan jalan berbisnis, yang kemudian dipilih Tareq menjadi salah satu jalan yang dilaluinya kini.
Berbagai kebiasaan positif juga didorong oleh orangtua Tareq. Saat Tareq mengeluh, orangtuanya seringkali memberi motivasi dan afirmasi positif. “Tidak ada yang sulit, hanya saja karena belum mencoba maka terasa sulit,” begitu Tareq menirukan ucapan orangtuanya.
Hal itu membuat Tareq terbiasa untuk berpikir positif, yang tidak hanya berguna untuk pergaulannya dalam dunia pertemanan, namun juga sangat bermanfaat di dunia pendidikan dan bisnis yang digelutinya sekarang.
Kini, dalam perjalanannya membangun konsultan pendidikan Halo Beasiswa, salah satu cita-cita Tareq lainnya ialah mendirikan Kampung Global. Ia berharap Kampung Global kelak akan menjadi salah satu pusat pendidikan dan bimbingan untuk yang ingin berkuliah ke luar negeri. Meski dalam perjuangannya, Tareq menemui berbagai tantangan mulai dari diremehkan dan sempat dicurigai sebagai penipu. Namun bagi Tareq, hal ini justru vitamin bagi motivasinya.
Tareq berpesan untuk anak muda lainnya yang sedang mengejar mimpi, agar tak segan-segan untuk berguru dan belajar dengan pengusaha yang lebih senior. “Jika mempunyai mimpi dan keinginan, perlu untuk konsisten dan juga tidak usah minder apalagi saat bertemu dengan orang-orang yang lebih hebat. Justru harus belajar dari orang-orang tersebut dan yakin bahwa tiap orang mempunyai waktu suksesnya maising-masing. Juga tidak perlu sedih saat diremehkan orang, jadikan itu pelecut semangat untuk membuktikan diri,” tutupnya. (Zik)