Sumbarmadani.com-Siapa yang bilang bahwa siswa yang lulus program penyetaraan paket C, tidak bisa kuliah? Apalagi di luar negeri.
Taufik Hammuda, seorang pemuda yang lulus dari sekolah Paket C Kembang Delima Kota Payakumbuh ini, sekarang tercatat menjadi mahasiswa program D3 di Nantong College of Science and Technology (NCST) yang berada di kota Nantong, Provinsi Jiangsu , China.
Sejak tahun 2022 yang lalu, pemuda yang kerap dipanggil Yudha oleh orang terdekatnya ini mulai belajar ilmu di Jurusan E-Commerce. Jurusan tersebut sangat relevan pada masa kini, karena mempelajari berbagai aktivitas transaksi online yang menggunakan jaringan elektronik.
Mulai dari urusan bisnis, perbankan, marketplace, e-wallet, penyediaan akomodasi online, dan lainnya. Hal inilah yang dipelajari Yudha sekarang.Diakui Yudha ia memang memiliki ketertarikan besar di dunia bisnis.
“Bahkan saya dulu sempat beberapa kali dikeluarkan dari sekolah karena saya terlalu larut dalam bisnis yang sedang saya tekuni,” papar anak bungsu dari tiga bersaudara ini.
Sejak SMP, Yudha sebenarnya telah mempunyai keinginan untuk kuliah di luar negeri. “Saya terinspirasi oleh kedua abang kandung saya yang juga berkuliah di luar negeri, saya saat itu termotivasi untuk mengikuti jejak mereka untuk belajar di negeri asing.”
Namun motivasinya sempat meredup dan ia tidak memiliki kepercayaan diri karena ia dikeluarkan dari sekolah dan berpikir ia hanya lulusan paket C.
“Awalnya saya tidak yakin bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri apalagi dengan beasiswa, karena saya hanya lulusan paket C.
Namun saudara saya terus memberikan dorongan dan motivasi, juga memberikan informasi tentang peluang kuliah ke China. Akhirnya saya beranikan diri untuk mendaftar beasiswa tersebut,” papar Yudha.
Dalam memilih jurusan dan negara tujuan kuliah, Yudha menimbang dengan cermat.
“Untuk berkuliah saya memilih jurusan yang benar-benar saya minati. Saya bercita-cita memiliki sebuah perusahaan besar. Selain karena terinspirasi oleh kedua abang saya, saya juga tertarik kuliah keluar negeri karena saya sangat menyukai dunia bisnis, dan saya lihat tempat terbaik untuk belajar bisnis adalah di China,” jelas Yudha panjang lebar.
Bagi Yudha, berkuliah di China tak hanya untuk mencari ilmu. Ia juga ingin mendapatkan relasi internasional yang sebanyak-banyaknya. Yudha yakin bahwa untuk menjadi seorang pebisnis, selain perlu memiliki wawasan yang luas, juga harus memiliki jaringan pertemanan internasional yang luas juga.
Setelah melalui beberapa proses pendaftaran dan seleksi wawancara, akhirnya Yudha dinyatakan lolos ke China dengan beasiswa. Saat itu hanya ada 15 orang Indonesia yg terpilih untuk mendapatkan beasiswa di kampus NCST tersebut.
Saat proses pendaftaran, Yudha mengakui banyak dibimbing dan didukung oleh saudaranya. “Alhamdulillah untuk proses pendaftaran saya dibimbing oleh abang saya, karena beliau juga berpengalaman dalam urusan kuliah di luar negeri, sehingga saya mendapatkan banyak kemudahan.”
Meski ketika menunggu hasil kelulusan perlu waktu yang cukup lama, sempat membuat Yudha sedikit pesimis untuk lolos.
Diakui Yudha, kuliah di NCST sangat mengesankan. Banyak sekali ilmu yang didapatkan. “Saya juga banyak mendengar pengalaman dari dosen-dosen saya yang memiliki pengalaman banyak dalam dunia bisnis di China,” ujarnya.
Meski untuk menuntut ilmu, tentu juga dibutuhkan perjuangan. Yudha mengaku kuliah di China cukup berat. Perlu usaha ekstra karena menggunakan bahasa asing agar dapat mengikuti pembelajaran ditambah dengan banyaknya tugas.
“Bagi saya, kuliah di China memang sangatlah berat karena banyak sekali tugas dan buku yang harus dibaca setiap harinya demi bisa mengikuti gaya belajar orang Cina yang terkenal keras dan disiplin.”
Namun usaha keras Yudha memperlihatkan hasilnya, ia bahkan mendapatkan rangking di kelasnya. “Alhamdulillah saya tahun lalu mendapatkan ranking 2 di kelas dan juga mendapatkan reward sejumlah uang dari universitas. Saya mengalahkan mahasiswa dari negara lain ketika ujian semester,” tutup Yudha.
Meski diawali dengan ketidakpercayaan diri karena dikeluarkan dari sekolah dan lulusan paket C, namun Yudha mendobrak itu semua. Ia membuktikan bahwa lulusan paket C sekalipun, dapat menjadi mahasiswa yang berprestasi bahkan di kampus luar negeri. Mengalahkan mahasiswa dari negara-negara lainnya. (Zikra)