(Sumbarmadani.com)- Bukittinggi menjadi kota pertama yang melaksanakan vaksinasi ibu hamil dan menyusui di Sumatera Barat. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ade Rezki Pratama, S.E., M.M., yang merupakan anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dengan tema “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 2021: Advokasi dan Sosialisasi Prgram P2 Penyakit ISPA (Germas)” pada Minggu, 26 September 2021 bertempat di Kampus IV UNP, Bukittinggi. Kegiatan ini didukung penuh oleh Kapolda Sumbar, Walikota Bukittinggi, Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, BKKBN Sumbar, UNP, RSUP. M. Djamil Padang, Yayasan Senarai, dan Kabiddokkes Sumbar. Target peserta vaksinasi ibu hamil dan menyusui berjumlah 200 orang.
Herman Safar, S.H., selaku Walikota Bukittinggi menyampaikan bahwa pada saat ini Kota Bukittinggi menjadi kota terbaik nomor dua dalam pencapaian vaksinasi dan tingkat penerimaan vaksin oleh masyarakat di Sumatera Barat. Antusiasme masyarakat Kota Bukittinggi sangat baik untuk menuju hidup sehat dan kembali ke kehidupan normal. Herman Safar, S.H., juga menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Ade Rezki Pratama, S.E., M.M., atas terselenggaranya kegiatan vaksinasi ibu hamil dan menyusui pada hari ini.
“Kami berharap agar Kota Bukittinggi bisa menjadi kota pertama yang bisa mencapai herd immunity. Kami juga akan segera merapatkan terkait penggencaran vaksinasi Covid-19 dengan seluruh jajaran di Kota Bukittinggi, “ ujarnya.
Di samping itu, anggota DPR RI Komisi IX, Ade Rezki Pratama, S.E., M.M., menjelaskan bahwa penggencaran kegiatan vaksinasi Covid-19 adalah tanggung jawab DPR,-lembaga, dan kementrian lainnya. Provinsi Sumatera Barat masih perlu dukungan dan kerja keras dari seluruh elemen masyarakat baik itu tokoh-tokoh masyarakat, alim ulama, dan cadiak pandai untuk meningkatkan pemberian vaksinasi Covid-19 pada masyarakat.
“Untuk itu, mari sama-sama kita proteksi diri kita, keluarga kita, dan masyarakat di sekitar kita melalui vaksinasi Covid-19. Kami juga sangat berterima kasih dan mengapresiasi atas dukungan penuh kepada Kapolda Sumbar, Walikota Bukittinggi, Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, BKKBN pusat dan Sumbar, UNP, RSUP. M. Djamil Padang, Yayasan Senarai, dan Kabiddokkes Sumbar . Tanpa dukungan seluruh elemen ini, kegiatan vaksinasi ibu hamil dan menyusui pada hari ini tidak dapat terselenggara dengan baik,” ujarnya.
Di sisi lain, Irjen Polisi Teddy Minahasa, S.H., S.I.K., selaku Kapolda Sumbar menyatakan bahwa Kota Bukittinggi adalah salah satu kota di Indonesia dengan tingkat pengadaan vaksinasi dengan persentase yang cukup tinggi secara nasional. Ia mengajak agar ibu hamil dan menyusia yang hadir pada kegiatan vaksinasi hari ini agar dapat menjadi agen-agem informasi pada publik bahwa vaksinasi sangat penting untuk kesehatan masyarakat di tengah wabah pandemi Covid-19. Hal ini terutama bagi ibu hamil dan ibu menyusui lainnya.
“Vaksinasi penting untuk menjaga kekebalan kelompok. Hal ini tentunya dimulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar kita. Apabila kekebalan kelompok sudah tercapai, insyallah kita akan kembali hidup normal. Semoga Kota Bukittinggi bisa menjadi pilot project bagi kota-kota yang dalam rangka menyukseskan vaksinasi Covid-19,” tuturnya.
Dr. dr. Dovy Djanas, SpOG (K) yang merupakan Ketua POGI Sumbar menyampaikan bahwa kegiatan vaksinasi pada ibu hamil dan menyusui hari ini adalah suatu bentuk kegiatan kemanusiaan dan ikhtiar untuk memutus mata rantai Covid-19. Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa Ibu hamil adalah suatu kelompk yang spesifik yang beresiko terinveksi Covid-19. Kehamilan akan mengganggu sistem imunitas. Covid-19 akan mengganggu kekebalan tubuh ibu hamil sehingga rentan untuk terkena Virus Covid-19.
“Dari data yang kami dapatkan, lebih dari 50% ibu hamil di indonesia terinveksi Covid-19 tanpa gejala. Ibu hamil juga berpotensi menularkan virus ini pada lingkungan sekitar. Lebih dari 72% ibu hamil menderita Covid-19 pada usia kehamilan di atas 37 minggu kehamilan. Artinya, ibu hamil akan berpotensi terkena virus ini pada saat akan melahirkan,” ungkapnya.
Dikatakan Dr. dr. Dovy Djanas, SpOG (K) bahwa World Health Organization (WHO) sudah memberikan izin untuk kegiatan vaksinasi pada ibu hamil dan menyusui. Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa tidak ada perbedaan antara luaran kehamilan baik pada ibu hamil yang divaksin atau ibu hamil yang tidak divaksin. Sampai saat ini, tidak ada efek samping atau luaran yang ditemukan terhadap bayi atau janin yang dilahirkan setelah program vaksinasi terhadap ibu hamil.
“Pada saat ini, BPOM, ITAGI, dan POGI merekomendasikan ibu hamil divaksin di atas usia kehamilan 12 minggu sampai melahirkan. Bahkan, sampai masa nifas atau menyusui. Semua vaksin yang beredar di Indonesia aman untuk diberikan pada ibu hamil. Bagi ibu hamil yang memiliki tensi dengan diastolik di atas 180 atau di bawah 110 akan diberikan pengawasan,” ujarnya.
Dr. dr. Dovy Djanas, SpOG (K) berharap agar ibu hamil dan menyusui yang mengikuti kegiatan vaksinasi ini dapat meluruskan berita hoaks seputar vaksinasi yang beredar di tengah masyarakat dan ibu hamil serta ibu menyusui lainnya. Di samping itu, ia juga berharap agar anggota POGI di Kota Bukittinggi juga bisa turut aktif untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Bukittinggi tentang pentingnya vaksinasi baik itu di rumah sakit maupun di tempat praktek pribadi.
Ade Rezki tidak saja mensosialisasikan Vaksin Ibu Hamil kepada Masyarakat, namun juga mengajak Istri Intan Febrina Syahdati yang tengah hamil 20 Minggu untuk divaksinasi. ” Setelah Vaksin tidak merasakan gejala apapun. Mudah²an kegiatan ini sebagai Ikhtiar untuk tetap sehat selama proses kehamilan dan menyusui”. Tutup Intan. (MH)