Sumbarmadani.com – Masa tanggap darurat bencana Gempa Magnitudo 6.2 yang mengguncang Pasaman dan Pasaman Barat berakhir pada Kamis, 10 Maret 2022. Dikarenakan sudah habis masanya, maka tim relawan pengabdian juga banyak yang mengakhiri proses pengabdiannya di lokasi bencana, salah satunya Posko Bersama OKP, Ormas, dan Komunitas Peduli Bencana Pasaman dan Pasaman Barat.
Hari Sabtu, 12 Maret 2022, bertempat di Gedung KNPI Sumatera Barat, Posko Bersama ini mengadakan jumpa pers untuk menyampaikan press realese hasil assessment lapangan yang dilaksanakan selama dua pekan terakhir. Posko bersama peduli bencana ini terdiri dari 19 organisasi, yakni; DPD KNPI Sumbar, HMI Komisariat IPMIPA UNP, HMI Komisariat ITP, KOHATI HMI Komisariat IPMIPA, PW PII Sumbar, Brigade PII Sumbar, KB PII Sumbar, dan LAZISKU Sumbar.
Selain itu juga ada Ikatan Pelajar Mahasiswa Pasaman, Ikatan Mahasiswa Solok Selatan, Ikatan Pemuda dan Mahasiswa Sungai Nanam, Ikatan Mahasiswa Nagari Simpang, Tanjung Nan Ampek, Ikatan Keluarga Mahasiswa Bungus Teluk Kabung, Himpunan Mahasiswa Merangin, Mahardika Muda, Forum Indonesia Muda Regional Padang, Forum Mahasiswa Tigo Nagari, Himpunan Mahasiswa Kecamatan Rao, dan Koperasi Pemuda Indonesia Sumbar.
Dalam press realese tersebut, Firman selaku koordinator jaringan menyampaikan masih banyak keterbatasan dan kejanggalan yang terjadi di lapangan. Kejanggalan-kejanggalan tersebut disebabkan oleh informasi yang tidak berimbang dan koordinasi serta komunikasi yang belum terkoneksi dengan baik antara para penyintas, lembaga, dan komunitas kemanusiaan, serta para relawan yang ada.
“Masa tanggap darurat memang sudah berlalu, namun dilapangan masih banyak kita temukan kejanggalan dan keterbatasan,” ucap Firman pada saat Press Release.
“Akibat dari keterbatasan dan komunikasi yang belum maksimal tersebut, bantuan cenderung mengarah ke Pasbar, padahal dampak Gempa di Pasaman khususnya masyarakat sekitar kaki Gunung Talamau Kec. Tigo Nagari tidak jauh berbeda dengan Pasbar”, tambah Firman.
Secara administratif, daerah Pasaman Barat memang lebih banyak terdata, namun setelah diteliti ke lokasi, tim Posko Bersama mendapatkan data berimbang antara jumlah korban di Pasaman Barat maupun Pasaman. Berdasarkan info dari Wali Nagari Malampah dalam press realese tersebut, korban meninggal akibat gempa, banjir bandang, dan tanah longsor di Pasaman mencapai 14 orang.
Selain itu, beberapa akses jalan di Pasaman juga terputus hingga saat ini. Kondisi tersebut mengakibatkan sulitnya tim relawan untuk melakukan pendistribusian bantuan. Bahkan beberapa daerah belum memperoleh bantuan, diantaranya daerah Rawang, Padang Gantiang, dan wilayah sekitaran Gunung Talamau.
“Keterbatasan dan kejanggalan yang ada di lapangan sangat merugikan masyarakat masyarakat, karena ada beberapa daerah yang memang belum tersentuh bantuan sama sekali”, sampai Firman.
Dalam menanggapi keterbatasan tersebut, satu hal yang dianggap strategis berdasarkan assessment selama tanggap darurat ialah mendorong masyarakat yang tersebar di berbagai posko untuk terhubung dalam satu pusat data dan informasi bersama.
“Maka dari itu, Posko bersama ini telah menyiapkan program Crisis Center di bawah payung Relawan Aksi Pewarta Independen yang telah dirancang secara sederhana dalam menanggapi Bencana Pasaman Barat dan Pasaman di situs resmi RAPI“, tambah Firman.
Nanda Satria Ketua Umum KNPI Sumatera Barat yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut menyampaikan bahwa aksi tanggap darurat ini akan tetap berlanjut meskipun masa tanggap darurat telah berakhir. Menurutnya, masa recovery akan belangsung dalam jangka panjang, dan hal ini membutuhkan perhatian dan sokongan yang lebih lagi dari berbagai pihak.
“Tanggap darurat telah selesai, artinya Pasaman Barat dan Pasaman saat ini masuk pada tahap recovery yang sifatnya jangka panjang. Melalui Crisis Center yang telah kita bentuk ini, aksi tanggap darurat ini akan tetap berlanjut”, tegas Nanda yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD KNPI Sumatera Barat.
Lembaga yang didirikan atas inisiasi OKP, Orman, dan Komunitas peduli bencana bersama DPD KNPI Sumbar ini telah terhubung semenjak hari pertama gempa terjadi. Hingga pada akhirnya gagasan ini penting untuk segera dihadirkan agar masyarakat terdampak gempa dapat dipenuhi kebutuhannya secara professional. (ASK)
Donwload Hasil Summary Report Posko Bersama Disini