Sumbarmadani.com-Peneliti Belanda Frank Hoogerbeets memprediksi gempabumi bakal terjadi diakhir Februari 2019. Secara spesifik tidak disebutkan dimana lokasinya tetapi media daring di Indonesia justru menyandingkan informasi tersebut dengan program BMKG.
Informasi antara prediksi Frank Hoogerbeets dengan program pemasangan EEWS (Earthquake Early Warnins System) BMKG yang menimbulkan kesan seolah-olah prediksi itu mendekati benar. Terkait dengan itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Padangpanjang telah mengeluarkan pernyataan resmi.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur menuturkan, informasi yang beredar di salah satu media nasional tersebut tidak benar dan masyarakat diminta untuk tidak panik terhadap isu tersebut.
“Tidak ada ilmu yang bisa memastikan kapan terjadi gempabumi, tetapi potensinya memang ada,” ujar Rumainur di Padang, Jumat, (15/2/2019).
Menurut Rumainur, secara resmi isu tersebut sudah di bantah oleh BMKG. berdasarkan penelitian dari tahun 2010 hingga 2011 potensi bencana gempabumi yang disebabkan oleh Megathrust Mentawai memang ada.
“Kapanya tidak bisa dipastikan, yang penting diketahui oleh masyarakat adalah bagaimana evakuasi saat terjadi bencana, baik evakuasi keluarga atau mandiri, jika terjadi malam kita sudah tahu apa yang dilakukan,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menuturkan, masyarakat diminta untuk tidak panik dengan adanya isu tersebut, sebab yang perlu disiapkan saat menghadapi bencana adalah kesiapsiagaan. jika masyarakat siap, resiko bencana bisa dikurangi.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan masyarakat jangan hanya fokus kepada isu bencana gempa dan tsunami, tetapi potensi bencana lain yang harus diwaspadai seperti banjir, tanah longsor juga perlu diwaspadai.
“Saya selalu mengingatkan kepada Bupati dan Walikota agar mampu meminimalisir potensi bencana banjir dan longsor. caranya lakukan antisipasi atau pembersihan ke hulu sungai,” sebutnya. (Dhani)
Editor: Jufri R. U