Kahmi Dosen Sumbar sukses mengadakan Webinar dengan mengusung isu Kebijakan Strategis Kepala Daerah dalam Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumatera Barat (11/3). Webinar ini dilaksanakan dengan menghadirkan H. Mahyeldi (Gubernur Sumatera Barat), Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc. (Tenaga Ahli Menkes bidang Penanganan Covid-19), Prof. dr. Fasli Jalal, PhD. (Rektor Universitas Yarsi), dan Arya Fernandes (Peneliti CSIS) sebagai keynote speaker. Webinar ini juga turut mengundang Sabar AS (Wakil Bupati Pasaman), Richi Aprian (Wakil Bupati Tanah Datar) sebagai narasumber, dan Afridian Wirahadi Ahmad SE., M.Sc.Ak., CA., AAP-B (Ketua Pusat Studi Keuangan dan Kebijakan Publik) sebagai moderator kegiatan. Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh anggota KAHMI, tapi juga dihadiri oleh Bappeda Kabupaten/Kota se Sumbar. “diharapkan kegiatan webinar ini dapat menjadi masukan bagi kabupaten/kota dalam melakukan penyusunan RPJM, terutama dalam penanggulangan Covid-19” ungkap Afridian
H.Muchlis Hasan,Sp.OG dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa kita perlu mengambil peran untuk meringankan beban pemerintah daerah, terutama dalam bentuk sumbangan pemikiran dalam penyusunan rpjm daerah. “Potensi-potensi KAHMI Dosen sangat besar, terutama dalam bentuk sumbangan pemikiran, dikareanakan tokoh-tokoh yang akan menyampaikan saran adalah tokoh-tokoh yang sangat berpengalaman. Ulas Muchlis yang pernah menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Unand
Dalam Webinar tersebut, Gubernur Sumbar hadir sebagai Keynote Speaker menyampaikan bahwa Provinsi Sumbar sudah melakukan banyak kegiatan untuk penanggulangan Covid-19. Namun, kegiatan paling utama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat, mulai dari tingkat paling bawah. “Adanya webinar ini akan menjadi bagian yang akan memperkuat dan menyempurnakan konsep sehingga kedepan dapat menghadirkan kebijakan Pemerintah Provinsi yang akan disampaikan kepada kabupaten/kota untuk penanggulangan Covid-19” ungkap Mahyeldi.
Selanjutnya Prof. Dr. dr. Masrul, M.Sc, SpGk yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Unand membahas terkait kesadaran dan kepercayaan masyarakat yang kurang terkait covid-19 dan vasinasi covid-19. Secara umum, pemerintah telah mengeluarkan banyak kebijakan terkait penanggulangan covid-19. Namun, menurut Masrul dalam pemaparannya, konsistensi pengimplementasian kebijakan-kebijakan penanggulangan covid-19 masih kurang.
Selain Bidang ekonomi dan kesehatan, pengaruh covid 19 juga berdampak dalam bidang ketahanan keluarga dan pendidikan sesuai dengan materi yang disampaikan oleh Dr. fasli Jalal yang juga Rektor Universitas Yarsi . Ketahanan terhadap keluarga perlu menjadi program prioritas oleh pemerintah daerah agar bisa keluar dari pandemi Covid 19. Pandemi yang hari ini terjadi mampu mengancam bertambahnya keluarga miskin sampai kepada dampak loss generation akibat keluarga tidak mampu mencukupi kebutuhan kebutuhan. Selanjutnya Setelah terjadinya covid 19 model pendidikan berpindah dari belajar secara tatap muka kepada sistem virtual dan connectivity. “ Dalam Hal ini Pemerintah daerah perlu meningkatkan infrastuktur seperti Penyediaan Listrik, Jaringan teknologi dan insfrastuktur yang membuat semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama selama menghadapi pandemi covid 19. Terang Fasli
Tenaga ahli Menkes Bidang Penanganan Covid 19, Dr. Andani Eka Putra, M.Sc. menyampaikan bahwa Provinsi Sumatera Barat telah menerapkan inovasi-inovasi dalam penanggulangan Covid-19. Salah satu inovasi yang perlu dikembangkan di Kabupaten/Kota adalah Nagari Tageh sebagai bentuk edukasi dan pemberdayaan masyarakat. “Dalam rangka Pencegahan dan penanganan covid 19, sangat diharapkan dukungan dari kepala daerah untuk membangun konsep ini. Di Jogja sudah dikembangkan kampung tangguh di masing-masing kabupaten/kota. Konsep inilah yang saya harapkan dapat dilaksanakan juga dalam pengendalian Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat”, Ujarnya.
Dr. Andani melanjutkan, ada dua aspek penting yang bisa dikembangkan dari Nagari Tangeh yaitu edukasi dan membangun ekonomi. Bonus tambahannya adalah pengendalian untuk proses tracing dan isolasi. Oleh karena itu dibangun isolasi-isolasi berbasis desa. “Harapan saya, tempat isolasi ini kita bangun di nagari-nagari di Sumatera Barat”. Ujar Andani.
Agar pembuatan kebijakan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Covid 19 harus berbasis Scientif Based. Arya Fernades yang juga peneliti CSIS memaparkan hasil temuan dari lembaga tersebut. Sinergitas antara pemerintah daerah masyarakat sipil perlu dibangun agar Covid 19 mampu diantisipasi baik penularan maupun pencegahannya. Tingkat kepercayaan publik menjadi kunci terkait isu pandemi yang terjadi. “Sosialisasi kebijakan terutama dalam Vaksinasi merupakan faktor penentu yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka pencegahan dan penanganan Covid 19 di Sumatera Barat” Papar Arya
Para narasumber dalam webinar ini juga memberikan masukan-masukan yang diharapkan dapat berkontribusi dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten/Kota dengan hasil-hasil kajian dan penelitian, salah satunya menjadikan Kahmi Dosen agar Kahmi Dosen masuk ke desa-desa dan menjadi penyuluh terdepan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Hasil diskusi kali ini akan diproyeksikan untuk dapat berkontribusi bagi penyusunan RPJM Daerah terutama dalam penanggulangan Covid-19 melalui hasil-hasil kajian dan penelitian” ungkap Afridian Wirahadi Ahmad. Afridian juga menyampaikan bahwa hasil diskusi ini akan disampaikan ke daerah-daerah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan RPJMD. (AU)