Sumbarmadani.com – Seorang calon penumpang maskapai penerbangan super air jet IU-3905 yang dijadwalkan akan berangkat dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menuju Jakarta pada hari Selasa (12/4) harus menelan pil pahit karena ketidakjelasan informasi dari pihak penyedia layanan transportasi udara.
Calon Penumpang yang bernama Rifki Fernanda melaporkan kejadian tersebut kepada Sumbarmadani sesaat setelah waktu keberangkatan dinyatakan tidak ada. “Rencananya mau ke Jakarta pada sore ini, tapi kata pihak bandara tidak ada penerbangan untuk sore ini,” sampai Rifki.
Ketua Umum Komunitas Aktivis Muda Indonesia (KAMI) tersebut juga mengatakan bahwa di BIM pada waktu bersamaan juga ada 3 orang lainnya yang merasa sama dirugikan. Namun, hanya Rifki yang baru mengurus kerugian ini ke beberapa pihak.
Atas kerugian ini, Rifki menganggap dirinya sangat ditipu oleh pihak penyedia layanan transportasi udara. Dari laporan beliau, dalam rencananya ia akan berkunjung ke Jakarta pada hari Selasa ini. “Tiket sudah saya beli melalui Traveloka sejak tanggal 9 April lalu. Nomor pemesanannya 797627929. Rencananya sore ini saya akan berangkat ke Jakarta yang di dalam tiket tertulis pukul 18.30, maka sejak pukul 17.25 saya sudah berada di Bandara,” terang Rifki,
Lebih lanjut, Rifki menjelaskan setiba di Bandara, kondisi bandara terlihat sepi dan kata petugas sedang tidak ada lagi penerbangan. “Padahal tidak ada pemberitahuan sebelumnya kepada saya, baik via e-mail, whatsapp, pesan singkat atau SMS, maupun telepon tentang apapun yang terjadi,” tambah Rifki.
Karena merasa dirugikan, Rifki langsung menghubungi pihak traveloka. “Saya melalui layanan konsumen mencoba untuk menanyakan persoalan ini, namun, respon mereka hanya berputar-putar menanyakan perihal e-mail dan nomor handphone yang digunakan saat pemesanan, tanpa solusi yang jelas tentang permasalahannya,” jelas Rifki.
Sampai sekarang, Rifki masih menunggu kebijakan dari pihak terkait untuk dimintai pertanggungjawaban. Rifki mengaku akan melanjutkan perkara ini ke ranah hukum jika tidak ada tanggungjawab yang jelas agar tidak ada lagi penumpang yang dirugikan seperti dirinya.
Bagi Rifki, persoalan Refunding atau pengembalian uang tidak menjadi persoalan besar. Namun, dirinya harus mengalami kerugian besar akibat tidak jadi berangkat dan banyak agenda yang tidak bisa dia ikuti. (ASK)