Sumbarmadani.com-Kemala Putri Ayunda, nama depan gadis kelahiran Padang ini sama dengan nama pahlawan wanita dari Aceh, Keumalahayati.
Kini Kemala atau yang akrab disapa Lala ini, juga mempunyai semangat yang kuat dan gigih dalam mencapai cita-citanya, layaknya pahlawan Aceh tersebut.
Gadis yang bercita-cita menjadi dosen tersebut, baru saja diterima sebagai mahasiswi di Universitas Sheffield, Inggris. Ia baru memulai perkuliahannya saja di Bulan September lalu.
Perjuangan Lala untuk bisa melanjutkan kuliah memakan waktu bertahun-tahun. Paling tidak butuh waktu melakukan persiapan selama 2,5 tahun baginya, mulai dari menyiapkan kompetensi bahasa inggris, tes IELTS, menyiapkan esay dan berkas lainnya.
Beasiswa Fulbright, Beasiswa Chevening, Beasiswa Islamic Development Bank, Beasiswa Pemerintah Malaysia, Beasiswa Beasiswa LPDP telah dijajaki gadis yang hobi membaca dan menulis ini.
Lala pernah lulus di beasiswa partial funded, dimana ia hanya dikenakan setengah biaya perkuliahan.
Namun karena tujuannya adalah beasiswa penuh, ia terus berjuang sebelum akhirnya lulus di Beasiswa Indonesia Maju, program yang dimiliki Kemendikbud. Tepat di pendaftarannya yang ke sembilan kali.
Diakui lulusan Jurusan Akuntansi Unand ini, banyak tantangan yang harus dilaluinya untuk mencapai kemauannya kuliah di luar negeri dengan beasiswa.
“Yang pertama adalah harus siap berkorban, baik waktu maupun biaya. Kalau menurut Lala pribadi, pengorbanan terbesar ada di test IELTS. Skor syarat biaya beasiswa rata-rata adalah 6.5. Agar mencapai skor tersebut, Lala harus mengulang 4 kali tes IELTS. Yang mana, untuk sekali tes mengeluarkan biaya 3 juta, dan itu cukup menguras tabungan Lala saat itu,” jelas Lala.
Lala pun mengungkapkan untuk jadwal tes IELTS di Kota Padang tidak sebanyak di kota besar, sehingga harus menunggu kapan penyelenggara ujian melakukan tes di Padang dan kuota pesertanya cukup.
Jika kuota tidak terpenuhi, maka waktu tes akan diundur. Tidak hanya belajar persiapan tes, menunggu jadwal ketersediaan tes di Padang juga cukup memakan waktu.
Terkadang berbagai kegagalan yang dihadapi Lala, membuatnya tidak percaya diri dan sewaktu-waktu ia ingin berhenti mengejar beasiswa. Belum lagi sedikitnya teman seperjuangan yang mengejar beasiswa S2, apalagi dengan tujuan luar negeri.
Kebanyakan setamat kuliah, lebih banyak teman-temannya yang fokus untuk mencari kerja, ataupun melanjutkan S2 di dalam negeri dengan biaya pribadi.
“Sehingga Lala pribadi nggak punya teman untuk saling diskusi dalam berjuang di beasiswa luar negeri. Harus melakukan semuanya sendiri, nyari info sendiri, bergabung ke grup beasiswa Telegram dan sesi mencari teman di sana. Jadi saat itu lebih sepi dan sepi aja rasanya, hehe,” pungkas Lala.
Meski begitu, saat belum dinyatakan lulus beasiswa pun, bagi Lala proses yang dilaluinya selama ini juga membuat keterampilannya yang lain jadi berkembang
“Jika misalnya tidak Allah takdirkan lulus beasiswa LN, Lala tetap punya modal yang bisa digunakan untuk kerja, yaitu kemampuan bahasa inggris. Karena IELTS standarnya internasional, jadi kalau daftar kerja cukup diakui skill-nya karena tes tersebut sudah terstandar internasional.”
Lala melanjutkan, “Di seleksi beasiswa kita juga akan menemukan syarat untuk menulis esai. Di tahapan ini menurut Lala kesempatan bagus buat kita merumuskan diri kita sendiri, akan kemana masa depan diri ini mau direncanakan, mau jadi apa, apa masalah yang mau diselesaikan, kenapa itu penting, kenapa harus S2 solusinya, kenapa di kampus tersebut, kenapa jurusannya itu , dan lain sebagainya.”
Hal itu membuat kita punya rencana besar atau rencana besar dalam hidup dan tidak sekedar ikut-ikutan untuk S2 dan punya peta kehidupan yang jelas.
“Intinya proses berjuang dalam seleksi beasiswa ini mengasah banyak potensi yang kita miliki, baik keterampilan bahasa, berpikir kritis, komunikasi dan kemampuan menulis,” jelas Lala panjang lebar.
Lala sendiri tertarik untuk melanjutkan pendidikan di bidang Akuntansi, Tata Kelola dan Manajemen Keuangan karena ingin berkontribusi untuk peningkatan akuntabilitas dan tata kelola yang baik dalam sektor akuntansi sektor publik bagi pemerintah daerah maupun korporasi.
Meski telah berkali-kali gagal, Lala tetap menjaga semangat dan berusaha untuk tidak putus asa saat menghadapi kegagalan.
Kiatnya adalah meluruskan niat dalam memperjuangkan beasiswa luar negeri. Lala sendiri mengusulkan untuk memperdalam keilmuan Akuntansi dan selaras dengan keterbutuhan saat menjadi dosen nantinya.
Serta kelak dapat diimplementasikan untuk bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam memperkuat lembaga keuangan di Indonesia dengan sistem yang tetap taat dengan syariah. (Zikra)
Biodata
Nama : Kemala Putri Ayunda
Tempat Tahun lahir : Padang, 1996
Riwayat pendidikan : Akuntansi, Universitas Andalas
Akuntansi, Tata Kelola dan Keuangan, Universitas Sheffield
Asal kota : Padang
Hobi : Membaca dan menulis
Organisasi/komunitas : PCMI Sumbar, Yayasan Maskanul Qur’an, Serikat Muda Mudi Darussalam, Lingkar Juara
Prestasi :
– Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ekonomi Unand
– Penerima Beasiswa didanai penuh dari PT Paiton Energy, Jawa Timur saat studi S1.
– Mewakili Sumbar dalam Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) ASEAN-India Student Exchange Program
-Bintang Aktivis Kampus Wisuda