Sumbarmadani.com– Bimbingan Teknis Penyusunan Daftar Pemilih untuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) Se-Kabupaten Solok Selatan dilaksanakan di Hotel Pesona Alam Sangir pada Sabtu (4/2).
Bimtek gabungan antara PPK dan PPS Se-Solok Selatan bertujuan untuk membekali badan Ad-hoc tersebut dalam proses mekanisme penyusunan data pemilih. Terlebih bagi PPS, agar mereka dapat membekali Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) dengan Bimbingan Teknis Kerja sebelum proses pencocokan dan penelitian (Coklit) dimulai.
Ketua KPU Solok Selatan, Nila Puspita membuka bimtek secara resmi. Beliau membeberkan secara ringkas alasan mengapa bimtek antara PPK dan PPS untuk penyusunan daftar pemilih ini dilaksanakan serentak. Karena pada umumnya, KPU Kab/Kota lain melaksanakan bimtek antara PPK dan PPS secara terpisah.
“Ini kami lakukan supaya PPK dan PPS bisa satu komando dalam penyusunan daftar pemilih dan proses pencoklitan oleh Pantarlih nantinya. Berkaca pada Pemilu 2019 dan Pilkada 2020, PPK dan PPS berbeda-beda atau terkesan menambah-nambah dalam memberikan informasi yang harusnya akurat kepada Pantarlih. Sehingga dalam proses pengerjaan pencoklitan tidak terjadi lagi kesalahan teknis yang sangat fatal. Kami ingatkan sekali lagi, Pantarlih sebagai ujung tombak proses penyelenggaraan Pemilu ini. Jika data rusak, maka sampai keatas proses yang akan berjalan akan rusak pula”.
“Kalau nantinya surat C6 atau formulir yang kurang, mungkin tidak menjadi masalah besar. Tetapi, kalau sampai surat suara yg kurang akibat ketidakakuratan data dari Pantarlih, maka akan susah bagi KPU untuk memonitoring dan memenuhi keterkurangan surat suara tersebut ketika sudah hari pemungutan” tutup Ketua KPU
4 komisioner KPU Solok Selatan lainnya juga menyatakan hal serupa. Mereka menambahkan bahwa kesehatan merupakan pertimbangan utama untuk menjadi penyelenggara pemilu 2024 ini. Dan penyelenggara itu sendiri dituntut harus enerjik, agar terciptanya Pemilu yang berkualitas, berintegras dan bermartabat, khususnya di Solok Selatan.
Pada Pilkada 2020 saja, ada sekitar 2200 lebih surat suara tambahan di TPS. Ini membuktikan bahwa kinerja dari Pantarlih dalam mencocokan dan meneliti jumlah pemilih tetap belum maksimal dan bahkan ada yang mengakui bahwa mereka hanya kerja dari rumah saja, tidak berjalan mendatangi rumah masing-masing warga.
Materi dalam bimtek ini disampaikan oleh Komisioner KPU Solok Selatan Divisi Data dan Informasi, Sastria Nofrita. Materi yang disampaikan berupa slide powerpoint untuk PPK, PPS dan terakhir mekanisme kerja pencoklitan oleh Pantarlih. Bimtek dilaksanakan dalam bentuk diskusi, setelah pemateri menjelaskan, maka peserta diperbolehkan untuk bertanya jika masih ada keraguan.
Menjelang akhir bimtek, KPU melalui staff koordinator divisi data juga menyampaikan mekanisme penggunaan aplikasi e-Coklit dan SIDALIH (Sistem Informasi Data Pemilih). Sedikit tentang aplikasi e-Coklit ini, nantinya akan dipakai oleh Pantarlih untuk memasukkan data pemilih yang telah dicoklit dan bagi PPS dan PPK untuk memonitoring kinerja dari Pantarlih.
Setelah data selesai di input, maka PPK akan memasukkan data tersebut ke dalam SIDALIH, karena hanya PPK yang diberi izin untuk mengelola aplikasi ini selain KPU. PPS hanya akan dibuatkan akun e-Coklit.
Sebelum bimtek ditutup, Ketua KPU Solok Selatan memberikan arahan dan hadiah bagi para pemenang lomba kekompakan yang diadakan ketika acara bimtek pertama pasca pelantikan PPS. Arahan yang diberikan tentunya tidak lepas dari menjaga integritas bagi penyelenggara Pemilu 2024.
“Ingat kembali, jangan sampai setelah keluar dari ruangan ini apa yang disampaikan oleh Narasumber dalam bimtek ini keluar dari kepala, jangan berleha-leha karena ini sudah masuk proses pertama dalam penyelenggaraan Pemilu. Jangan rusak integritas Pemilu dengan perbuatan kita yang ceroboh dan tidak bertanggung jawab.” ungkap wanita yang akrab disapa bundo tersebut.
“Lakukanlah supervisi dan monitoring oleh PPS terhadap Pantarlih dalam melakukan coklit, harus bisa memastikan data yang di coklit Pantarlih adalah benar. Jangan biarkan mereka berkreasi sendiri, PPS boleh berkreasi dalam penerapan kinerja lapangan Pantarlih namun jangan melenceng dari aturan atau berkreasi dengan aturan yang ada” tegas beliau.
Selain fokus terhadap penyelenggaraan Pemilu, PPK dan PPS juga diperkenalkan dengan Maskot Pemilu yaitu Sura dan Sulu. Dua burung jalak bali yang mengimplementasikan sepasang suara dari pemilih laki-laki dan perempuan.
Selama masa monitoring dan supervisi yang dilakukan oleh KPU kepada badan Ad-hoc, mereka juga akan di tes untuk menyanyikan jingle Pemilu yang dirilis KPU menggandeng band ternama di Indonesia, Cokelat.
Cokelat merilis lagu yang diciptakan oleh Kikan sang Vokalis berjudul “Memilih untuk Indonesia” dan sudah diperkenalkan kepada PPK dan PPS Se-Solok Selatan pada pembukaan bimtek dan wajib diperdengarkan ketika acara Kepemiluan berlangsung. Bahkan nantinya akan diadakan lomba menyanyikan jingle pemilu bagi badan Ad-hoc di Solok Selatan. (AJI)