sumbarmadani – Teknologi pendidikan (EduTech) telah berkembang sebelum pandemi Covid-19. Dalam beberapa tahun terakhir, mode pembelajaran online telah populer di banyak institusi.
Sekarang, industri EduTech diprediksi akan mengalami pertumbuhan pesat. Menurut perkiraan dari Research and Markets, industri ini diperkirakan akan mencapai pertumbuhan sebesar 15,52% dalam lima tahun ke depan, dengan nilai mencapai 605,40 miliar Dolar AS pada tahun 2027.
“Di Indonesia, startup EduTech sedang populer dan diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga tokoh-tokoh senior. Kami memproyeksikan tren ini akan terus meningkat. Kolaborasi antara pemerintah dan platform digital juga membantu percepatan digitalisasi dunia pendidikan di Indonesia,” ucap Roman Kumar Vyas, CEO & Pendiri Refocus Education Project.
Berikut ini adalah prediksi Refocus tentang 5 teknologi pendidikan yang akan tren pada tahun 2023:
- Game-based learning Pembelajaran berbasis permainan (Game-based learning) sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan imajinasi siswa dalam berpikir. Ada beberapa jenis Game-based learning yang sering digunakan, baik yang konvensional (tanpa menggunakan gadget) maupun berbasis video game menggunakan perangkat desktop atau mobile.
- AR & VR Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) semakin berkembang dalam dunia pendidikan. Dengan teknologi ini, siswa dapat mengalami pembelajaran secara imersif dengan visualisasi objek. Misalnya, penggunaan aplikasi VR dan AR untuk mempelajari astronomi atau anatomi hewan.
- Personalization through a data-driven approach Personalisasi pembelajaran melalui pendekatan berbasis data diperkirakan akan menjadi tren utama dalam industri EduTech. Pendekatan ini berfokus pada menghubungkan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan siswa dengan materi pembelajaran baru. Data juga dapat digunakan untuk mengaplikasikan perubahan dan perbaikan dalam pengalaman belajar siswa.
- Blockchain analysis Penerapan teknologi Blockchain dalam dunia pendidikan telah dimulai, misalnya dalam penerbitan sertifikat elektronik menggunakan sistem Blockchain sebagai buku besar (Ledge Book). Dengan adanya Ledge Book, semua aktivitas dapat tercatat secara digital, termasuk absensi di kelas untuk mengurangi bolos dan penerapan e-certificate untuk menghindari ijazah palsu.
- Cloud-based infrastructure Infrastruktur berbasis cloud dapat diimplementasikan dalam sistem manajemen pembelajaran (LMS). Infrastruktur ini mampu menyimpan berbagai materi pembelajaran seperti video, model 3D, dan pembelajaran mesin. Akses yang mudah dan fleksibel bagi peserta didik selama 24 jam penuh dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
“Perkembangan sektor EduTech di Indonesia menjanjikan. Kami di Refocus dengan antusias menyambut tahun 2023. Kami terbuka terhadap inovasi teknologi untuk memastikan pembelajaran tetap relevan, efektif, dan menarik bagi siswa dan calon siswa,” ujar Roman Kumar Vyas, CEO & Pendiri Refocus Education Project.
Dengan adanya tren ini, teknologi pendidikan akan terus berkembang dan memberikan manfaat besar bagi dunia pendidikan. EduTech memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, memungkinkan personalisasi pembelajaran, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa.
Pada masa sebelum pandemi Covid-19, teknologi pendidikan atau EduTech sudah mulai mengalami perkembangan pesat. Institusi-institusi pendidikan di berbagai negara, termasuk Indonesia, telah memanfaatkan kemajuan teknologi untuk membantu proses pembelajaran. Namun, saat pandemi melanda dan memaksa institusi pendidikan untuk beralih ke pembelajaran jarak jauh, pentingnya teknologi pendidikan semakin terasa. Mode pembelajaran online menjadi solusi yang efektif untuk melanjutkan proses pendidikan di tengah situasi yang tidak memungkinkan.
Namun, tidak hanya di masa pandemi saja, tren EduTech diprediksi akan terus meningkat di masa mendatang. Menurut perkiraan Research and Markets, industri EduTech akan tumbuh sebesar 15,52% dalam lima tahun ke depan, mencapai angka 605,40 miliar Dolar AS pada tahun 2027. Tren ini mencakup berbagai inovasi dan perkembangan dalam teknologi pendidikan yang akan membawa dampak positif bagi dunia pendidikan.
Salah satu tren utama dalam EduTech adalah pembelajaran berbasis permainan atau Game-based learning. Generasi Z, yang merupakan generasi saat ini, cenderung menyukai pembelajaran yang kreatif, praktis, dan menyenangkan. Model pembelajaran yang menggunakan elemen permainan atau aplikasi game dapat meningkatkan daya imajinasi siswa dalam berpikir dan memahami materi dengan lebih baik. Terdapat berbagai jenis Game-based learning yang dapat digunakan, baik yang melibatkan penggunaan perangkat elektronik maupun yang tidak.
Selain itu, teknologi Realitas Virtual (VR) dan Realitas Terkait (AR) juga semakin berkembang dalam dunia pendidikan. Dengan menggunakan VR dan AR, siswa dapat mengalami pembelajaran secara mendalam dengan visualisasi objek yang lebih nyata. Misalnya, aplikasi VR dan AR dapat digunakan untuk mempelajari bidang astronomi atau anatomi hewan tanpa perlu melakukan pembedahan. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif dan memikat bagi siswa.
Pendekatan personalisasi pembelajaran berbasis data juga menjadi tren yang signifikan dalam industri EduTech. Pendekatan ini menghubungkan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan siswa dengan materi pembelajaran yang sesuai. Dengan menggunakan data, perusahaan-perusahaan EduTech dapat menghasilkan pengalaman belajar yang lebih personal dan efektif bagi setiap siswa.
Selain itu, penerapan teknologi Blockchain dalam dunia pendidikan juga menjadi tren yang menarik. Teknologi ini dapat digunakan dalam penerbitan sertifikat elektronik dan mencatat berbagai
aktivitas pendidikan dalam bentuk jejak digital yang terdistribusi secara aman. Misalnya, penggunaan sistem Blockchain dapat memastikan keabsahan sertifikat elektronik, mencegah pemalsuan ijazah, dan mempermudah proses verifikasi kualifikasi pendidikan.
Selain itu, infrastruktur berbasis cloud juga menjadi bagian penting dari tren EduTech. Dengan adanya infrastruktur ini, institusi pendidikan dapat menyimpan dan mengelola berbagai materi pembelajaran secara efisien. Sistem manajemen pembelajaran (LMS) yang berbasis cloud memungkinkan akses yang mudah, fleksibilitas waktu belajar yang lebih besar, dan kolaborasi antara siswa dan guru secara online. Selain itu, infrastruktur berbasis cloud juga mengurangi biaya pengelolaan server dan perangkat keras serta memudahkan pengelolaan data pembelajaran.
Dalam menghadapi perkembangan sektor EduTech yang menjanjikan, Refocus Education Project sebagai salah satu startup EduTech di Indonesia menyambut tahun 2023 dengan antusias. Mereka berkomitmen untuk terus terbuka terhadap inovasi teknologi guna memastikan pembelajaran tetap relevan, efektif, dan menarik bagi siswa dan calon siswa. Dengan terus mengikuti tren dan mengadopsi teknologi pendidikan terkini, Refocus Education Project berharap dapat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan memberikan pengalaman belajar yang lebih baik.
Secara keseluruhan, tren EduTech yang mencakup pembelajaran berbasis permainan, penggunaan VR dan AR, personalisasi pembelajaran berbasis data, penerapan teknologi Blockchain, dan infrastruktur berbasis cloud menawarkan potensi yang besar dalam meningkatkan efektivitas dan interaktivitas pembelajaran. Dengan perkembangan yang pesat dalam teknologi pendidikan, harapan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik dan merata bagi semua siswa semakin dekat.